Prokal.co, Setelah insiden kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) yang kontroversial di Universitas 17 Agustus (Untag) Samarinda viral, Tim Pencari Fakta yang dibentuk universitas telah menyelesaikan penyelidikan mereka.
Insiden ini mencoreng nama baik almamater dan menyebabkan berbagai reaksi dari masyarakat.
Rektor Untag Samarinda, Marjoni Rahman, menyatakan bahwa hasil penyelidikan telah dilaporkan ke pihak universitas, dan Fakultas Pertanian (Faperta) Untag Samarinda telah mengambil tindakan tegas terhadap para mahasiswa senior yang menginisiasi kegiatan di luar agenda resmi kampus tersebut.
"Sudah ada rapat di fakultas yang memutuskan sanksi untuk para pelanggar," ungkap Marjoni pada Rabu (9/10).
Berdasarkan keputusan rapat, dua sanksi telah dijatuhkan terhadap inisiator kegiatan PKKMB ala militer tersebut.
- PKKMB Fakultas Tidak Diizinkan Dilakukan di Luar Kampus
- Inisiator "Cebur Parit" Diskors Selama 1 Semester atau Diberi Hukuman Mendukung Seperti Membersihkan Laboratorium
Namun, Marjoni tidak merinci berapa jumlah mahasiswa senior yang menerima sanksi ini.
Video Viral yang Memicu Kontroversi
Insiden ini bermula dari tersebarnya video berdurasi 26 detik di media sosial pada Kamis (26/9), yang memperlihatkan sejumlah mahasiswa baru berlari di saluran parit.
Video tersebut dengan cepat menjadi viral, diunggah oleh banyak akun media sosial.
Para mahasiswa baru yang terlihat dalam video tersebut berasal dari Jurusan Pertanian Untag Samarinda dan tengah mengikuti kegiatan PKKMB yang berlangsung pada Rabu (25/9).
Dalam video, mahasiswa baru tampak mengenakan kaos putih berkerah dan celana panjang hitam, serta nametag dengan pita berwarna hijau, menunjukkan bahwa mereka adalah peserta PKKMB.
Setelah video ini viral, pihak universitas bergerak cepat untuk mengklarifikasi dan menanggapi insiden tersebut.
Pihak Untag Samarinda dengan cepat mengambil sikap setelah viralnya video ini.
Selain membentuk Tim Pencari Fakta, universitas juga menyampaikan permintaan maaf kepada publik atas tindakan yang tidak mendidik dan luput dari pengawasan kampus.
"Universitas menyadari kesalahan yang terjadi dan kami berkomitmen untuk memperbaiki serta memastikan hal serupa tidak terulang di masa depan," tambah Marjoni.