Balikpapan – Di hari keempat penyelenggaraan The 21st Indonesian Fire Rescue Challenge (IFRC), kompetisi pemadam kebakaran dan penyelamatan membuat keseruan di lokasi lomba di Gedung Garuda Nusantara Rescue PT Putra Perkasa Abadi (GRN PPA), yang terletak di jalan menuju Pulau Balang, Km 13 Soekarno-Hatta.
Berbagai aksi heroik dari tim penyelamat antarperusahaan tambang dipertunjukkan, mulai dari pemadaman kebakaran di gedung, penyelamatan di air, hingga penyelamatan korban di bawah reruntuhan bangunan.
Lomba dimulai dengan simulasi menegangkan, di mana para peserta berhadapan dengan berbagai tantangan. Di bagian belakang gedung, simulasi penyelamatan korban dari bangunan runtuh dilaksanakan bersamaan dengan lomba memadamkan api yang terjadi di depan gedung. Sementara itu, penyelamatan di air berlangsung di kolam renang gedung sayap kiri GRN.
Situasi semakin mendebarkan ketika simulasi gempa bumi diadakan, dan sirene dibunyikan sebagai sinyal bahaya. Para penyelamat dengan sigap bersembunyi untuk melindungi diri sebelum melanjutkan misi mereka. Dalam skenario tersebut, korban terjebak di ruangan yang aksesnya tertutup puing-puing, dan tim penyelamat harus menggunakan alat berat seperti bor tembok dan gergaji beton untuk membuka akses baru demi menyelamatkan nyawa.
“Lubang yang dibuat harus berbentuk segitiga untuk meminimalisir risiko runtuhnya dinding,” jelas Frank, juri dari Pertapindo (Perhimpunan Tanggap Darurat di Bidang Pertambangan Indonesia). Dengan usaha keras, korban pun berhasil diselamatkan.
Selanjutnya, di lomba pemadaman kebakaran dalam gedung, regu tuan rumah, PPA, tampil dengan memukau. Kapten regu, Putra, dengan cerdas membagi tugas di antara anggotanya, sehingga mereka berhasil menyelesaikan misi pemadaman dan penyelamatan korban dalam waktu kurang dari 30 menit, sesuai batas waktu yang ditentukan.
Lomba penyelamatan di air pun menantang, dengan tim harus mengevakuasi dua penumpang mobil yang terjebak di kolam lumpur setinggi enam meter. Salah satu korban berhasil keluar, namun satu lainnya masih terjebak di dalam mobil yang tenggelam. “Regu penyelamat harus menyelam untuk menyelamatkan korban yang terjebak,” kata Peter van’t Wout, juri sekaligus medical assessor dari Pertapindo asal Belanda. Dengan visibilitas yang nyaris nol akibat keruhnya air, penyelam harus ekstra hati-hati dalam melaksanakan misi berbahaya ini.
“Setiap tim menunjukkan kemajuan luar biasa, baik dalam teknik, penggunaan alat, dan kebugaran fisik,” puji Peter, yang memiliki pengalaman panjang sebagai marinir di Angkatan Laut Belanda.
Kompetisi ini tidak hanya menjadi ajang unjuk keterampilan, tetapi juga mengedukasi dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat, terutama di lingkungan industri. Keberanian dan keterampilan yang ditunjukkan oleh setiap tim menginspirasi penonton dan memperkuat komitmen untuk keselamatan bersama.