kalimantan-timur

Pasca Perampokan, Pemilik Sarang Walet Khawatir

Jumat, 25 Januari 2019 | 14:29 WIB

BIDUKBIDUK- Dampak dari kasus perampokan yang terjadi di Kampung Tanjung Perepat, Kecamatan Bidukbiduk, ternyata membuat resah masyarakat di pesisir selatan Berau.

Terlebih berdasarkan informasi dari masyarakat, bahwa perampokan atau pembobolan sarang walet rumahan hampir terjadi di sejumlah kecamatan wilayah tersebut.

Diungkapkan salah seorang pengusaha sarang walet rumahan, Khairil yang merupakan Kampung Talisayan Kecamatan Talisayan, bahwa insiden perampokan yang terjadi Tanjung Perepat itu, juga sampai ke telinganya.  Ia mengaku, cukup khawatir dengan adanya peristiwa itu.

Terlebih lagi, di Kampung Talisayan menurutnya, juga pernah terjadi insiden pembobolan sarang walet, dan pelakunya sampai saat ini juga belum terungkap.

"Kalau khawatir itu pasti. Apalagi kan di Talisayan juga pernah beberapa kali kejadian seperti itu," ungkap pria yang memiliki dua gedung sarang walet ini kepada Berau Post, Kamis (24/1), kemarin.

Sementara itu, salah seorang warga yang berada di Kecamatan Bidukbiduk, Yusuf, juga mengatakan senada. Ia mengatakan, kasus perampokan tersebut cukup membuat masyarakat kaget. Meskipun, bukan kali pertama terjadi, namun kejadian cukup membuat dirinya harus lebih ekstra menjaga keamanan gedung sarang waletnya.

Ia pun berharap pelaku perampokan tersebut dapat segera tertangkap sehingga tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

"Orang-orang sampai sekarang masih ramai cerita soal rampok sarang walet itu. Kita harap pelakunya dapat ditangkap," ujarnya.

Kekhawatiran masyarakat pasca kasus perampokan itu juga dibenarkan oleh Camat Bidukbiduk, Syafri.

Ia juga mengatakan, kasus pembobolan sarang walet itu tidak hanya terjadi di Tanjung Perepat saja. Di kampung Bidukbiduk dan Teluk Sumbang pernah terjadi pencurian sarang burung walet.

"Warga yang punya sarang walet sangat khawatir atas sering terjadinya pembobolan sarang walet. Cuman, yang sering dibobol itu adalah sarang walet hasil panennya sudah produksinya mencapai 5 kilogram ke atas," terangnya.

Lanjut dikatakannya, bahwa potensi pencurian atau perampokan sarang burung walet rumahan tidak hanya terjadi pada sarang walet yang jauh dari permukiman saja. Dari beberapa kejadian yang dirinya ketahui, sejumlah lokasi sarang walet yang berada di dekat permukiman juga tak luput dari aksi pencuri.

Sering terjadinya pencurian sarang walet tersebut, menurutnya, lantaran pemilik sarang tidak menempatkan penjaga khusus atau keamanan sarang walet tersebut dianggap minim sehingga pelaku dapat membobol dengan mudah.

"Contohnya seperti di Teluk Sumbang, tempatnya di belakang gereja dekat rumah penduduk dan di Bidukbiduk dibelakang rumah warga bisa dibobol maling. Cuma di Tanjung Perepat jauh dari permukiman," ujarnya.

"Saya perhatikan, rata-rata sarang yang sudah produksi banyak, tidak ada penjagaan khusus ditugaskan oleh pemilik sarang walet malam hari, sehingga sering dibobol maling," tambahnya. (*/sht/app)

Tags

Terkini