kalimantan-timur

Pemkab Pikirkan Pengalihan Anggaran

Senin, 12 Juni 2023 | 00:42 WIB
-

TANJUNG REDEB – Polemik terkait dampak penutupan Jembatan Sambaling sampai saat ini masih terus terjadi. Mulai dari minimnya sarana dan prasana (Sarpas) penyeberangan, hingga beberapa keluhan yang ditimbulkan terkait penutupan jembatan yang menghubungkan Kecamatan Tanjung Redeb-Sambaliung dan lima kecamatan pesisir selatan Berau tersebut.

Seperti yang dijelaskan Asisten III Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Berau, Maulidiyah, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau masih terus berupaya dalam mencarikan anggaran untuk mengatasi permasalahan yang terjadi tersebut, salah satunya bahan bakar speedboat angkut yang menjadi alternatif masyarakat.

Pasalnya, selama penutupan tersebut, ada sebanyak lima sepeedboat milik pemkab yang disiapkan dalam mengurangi beban Landing Craft Tank (LCT) yang beroperasi tersebut. “Ada lima speedboat yang disediakan Pemkab Berau. Dari lima speedboat itu, per hari bisa memakan biaya mencapai 17 jutaan untuk kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM),” ujarnya kepada awak media belum lama ini.

Sehingga, saat ini pemkab tengah mempertimbangkan beberapa opsi untuk mengatasi tumpukan pengendara di dermaga karena armada yang ada masih sangat kurang. Pertama, dengan mengoperasikan speedboat dari dinas-dinas yang memiliki armada ini seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Perikanan, namun masih belum menemukan jalan keluar soal anggaran bahan bakar.

Upaya dilakukan untuk menutupi anggaran, yakni dengan menggeser biaya perjalanan atau cost anggaran lainnya yang dianggap bisa dialihkan. Namun tetap dengan meneliti kaidah penggunaan anggaran, agar tidak menjadi masalah baru soal tata penggunaan anggaran dinas.

Lainnya, menjajaki penyewaan kapal roll on roll off (roro), namun masih dicari informasi harga dan detail lainnya. Sebenarnya rencana mendatangkan kapal roro itu sempat disampaikan sebelumnya, namun karena rencana rute operasi kapal melintasi bawah jembatan, terkendala tinggi kapal.

Kini masih dicarikan kemungkinan menggunakan rute lain, agar tidak melintasi bawah jembatan seperti rute Sambaliung ke arah alur Sungai Segah. Mencari dermaga alternatif di Gunung Tabur atau Tanjung Redeb. “Kita masih terus mencari solusi untuk mempermudah masyarakat menyeberang,” paparnya.

Ditanya terkait dengan penggunaan dana tanggap darurat, Maulidiyah menyebutkan jika pengunaan dana tersebut hanya boleh diperuntukkan pada situasi yang benar-benar darurat dan tidak terencana. “Benar sekarang ini kondisinya darurat, tetapi itu (pekerjaan jembatan,red) direncanakan, jadi tidak bisa,” jabarnya.

Namun jika memang bisa dan memungkinkan seperti ada legal opinion misalnya, maka bisa saja dana tanggap darurat dialihkan untuk pembiayaan transportasi alternatif. Minimal untuk memenuhi bahan bakar lima speedboat yang ada saat ini. “Tapi harapan kita kapal roro itu bisa didatangkan dan digunakan, karena daya angkutnya besar, bisa mencapai 50 unit roda empat,” jelasnya.

Untuk angkutan orang, Maulidiyah mengungkapkan, bahwa speedboat milik BPBD saja sudah bisa mengangkut 40 orang. “Belum lagi empat speedboat lainnya, itu sudah terbukti saat beroperasi, namun saat ini terkendala bahan bakar untuk lima speed itu membutuhkan 17 juta lebih sehari,” tandasnya. (aky/sam)

Tags

Terkini