kalimantan-timur

Pendistribusian Gas Melon Murah oleh Diskoperindag Berau, Warga Wajib Bawa KK dan KTP

Kamis, 11 Januari 2024 | 21:00 WIB
ANTRE PANJANG: Ratusan warga tertib mengantre untuk mendapatkan gas melon dengan harga murah di Gedung Graha Olahraga Pemuda kemarin (10/1).

TANJUNG REDEB - Ratusan warga Kecamatan Tanjung Redeb, mengantre untuk membeli gas melon atau Liquefied Petroleum Gas (LPG) extra dropping subsidi dari Pemkab Berau, di halaman Gedung Graha Olahraga Pemuda.

Antrean sudah terlihat panjang sejak pukul 07.00 Wita. Padahal distribusi gas melon baru akan dibuka Pemkab Berau pada pukul 09.30 Wita.

Dari pantauan Berau Post, salah seorang warga Gunung Panjang yang ikut mengantre terjatuh pingsan usai mendapatkan gas melon. Diduga karena kelelahan dan belum sarapan. “Tapi cuma sebentar saja, sekitar 15 menit sudah sadar lagi. Katanya belum sempat sarapan langsung mengantre ke GOR,” kata Jumiati, warga lain yang juga ikut mengantre.

Dirinya sendiri telah mengantre sejak pukul 7.00 Wita. Ia bahkan sempat tidak bisa memasak selama dua hari karena kehabisan gas melon. Makanya, distribusi gas melon murah ini sangat membantunya dalam urusan rumah tangga.

“Sempat nggak masak selama dua hari, jadi numpang ke tetangga. Susah juga karena bingung mau beli gas di mana,” ucapnya.

Adapun gas melon tersebut didistribusikan melalui Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau yang bekerja sama dengan Pertamina dan beberapa pangkalan.

Dijelaskan Kepala Bidang (Kabid) Bina Usaha Perdagangan, Diskoperindag Berau, Hotlan Silalahi, pihaknya telah menyiapkan ribuan tabung yang disebar di empat kecamatan terdekat. Adapun masing-masing kecamatan mendapatkan kuota yang sama, 1.120 tabung.

Syaratnya hanya membawa Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja. Dan per orang pun dibatasi hanya boleh membeli satu tabung saja. Agar penyebarannya merata dan tepat sasaran. Harga yang dipatok juga cukup murah, yakni Rp 25.000 per tabung.

Memang diakuinya, antrean sangat ramai sejak pagi. Untungnya masyarakat dapat tertib berbaris sesuai antrean. “Gas melon itu merupakan ekstra dropping dari Pertamina untuk mengatasi harga mahal yang dijual oleh pengecer,” tuturnya.

Padahal, kata Hotlan, pengecer atau warung sudah dilarang untuk menjual gas melon. Dia meminta masyarakat untuk membeli langsung ke pangkalan atau agen resmi. Khusus awal tahun ini, Pertamina menambah kuota untuk Kabupaten Berau menjadi sekitar 7.800 tabung yang tersebar di Tanjung Redeb, Sambaliung, Gunung Tabur, dan Teluk Bayur.

“Kalau memang masih kurang bisa dikoordinasikan lagi dengan Pertamina untuk menghindari terjadinya kenaikan harga yang dilakukan pengecer tidak resmi,” jelasnya.

Sementara untuk daerah pesisir, distribusi tetap dilakukan seperti biasa. Hotlan mengklaim tidak ada masalah yang terjadi di wilayah pesisir. Ditegaskannya, pengguna LPG 3 kilogram (kg) dikhususkan untuk masyarakat miskin dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Jika ada pengguna selain itu, dia meminta masyarakat dapat melapor kepada pihaknya.

“Kalau memang ada temuan itu segera laporkan. Agar kita sama-sama evaluasi. Untuk dikoordinasikan supaya itu ditindak,” terangnya.

Hotlan menambahkan, distribusi gas melon juga sekaligus edukasi kepada masyarakat. Bahwa sekarang pembelian gas melon wajib dilakukan di pangkalan atau agen resmi. Serta edukasi terkait wilayah pangkalan yang berada di empat kecamatan.

Halaman:

Tags

Terkini