GUNUNG TABUR - Wacana pembangunan sekolah dasar (SD) di Komunitas Adat Terpencil (KAT) Kampung Birang, Kecamatan Gunung Tabur hingga saat ini masih belum terealisasi. Pasalnya, kejelasan lahan antara Kampung Maluang dan Kampung Birang masih belum menemukan titik terang.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Berau, Ali Syahbana menjelaskan, saat ini anak-anak SD di Kampung Birang belum memiliki SD definitif. Karena masih sekolah filial dari sekolah induk terdekat yakni di SD 001 Birang. Setelah lulus SD pun mereka melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke Bulungan, Kalimantan Utara maupun ke Kampung Maluang.
“Jadi sementara anak-anak di sana masih sekolah filial supaya mereka tidak perlu jauh-jauh ke perbatasan maupun ke Maluang,” ucapnya, Senin (22/1).
Dijelaskannya, filial merupakan kelas yang dibuka di luar sekolah induk, diperuntukkan siswa-siswi yang tidak tertampung di sekolah induk. Baik karena keterbatasan ruang kelas atau jarak tempat tinggal siswa-siswi yang jauh, atau karena alasan khusus lainnya.
Di antara Pemerintah Kampung Maluang dan Birang disebutnya masih saling tarik mengenai lahan, sehingga belum ketemu letak pembangunan sekolah tersebut. Padahal tahun lalu anggaran sudah diturunkan, namun urung terlaksana.
“Jadi sekarang tergantung dari mereka lagi untuk menyiapkan lahannya. Kami akan secepatnya ke lapangan untuk bertemu dengan kedua pihak untuk penetapan,” terangnya.
“Inikan demi anak-anak juga jangan sampai karena ego mereka, jadinya terbengkalai,” imbuhnya.
Menurutnya, jika polanya hibah tentu akan lebih mudah. Kemungkinan saat ini masih tanah milik masyarakat atau milik kampung. Tarik menarik tersebut hanya akan memperlambat proses pembangunan SD di sana. Padahal itu juga sebagai pemerataan pendidikan di Kabupaten Berau. Terlebih, Kampung Birang jaraknya cukup jauh dari fasilitas pendidikan.
“Kalau hibah kan enak aja, hibah selesai tinggal dilaksanakan pembangunannya,” katanya.
Kini Disdik Berau tidak bisa serta merta membangun sekolah jika belum ada kejelasan lahan. Selain itu, juga untuk menghindari sengketa lahan ke depannya. Jangan sampai ada masyarakat yang mengaku tanah miliknya di kemudian hari.
Dirinya ingin tahun ini sudah ada kejelasan lagi terkait lahan, agar pembangunan SD bisa segera terealisasi. Jika memungkinkan, pihaknya juga akan membangun Sekolah Menengah Pertama (SMP). (*/aja/arp)