JODY KRISTIANTO/KP
Syukuran panen beras baru di Lamin Adat Ujoh Bilang, Minggu (18/2) dihadiri Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh. Acara adat Lali Ataq itu merupakan perayaan yang biasa diagendakan tiap kampung sebagai bentuk syukur atas hasil panen ladang masyarakat setempat.
UJOH BILANG – Acara Lali Ataq merupakan rangkaian adat yang menggambarkan proses pengolahan beras. Seperti dahulu kala, mulai pengangkutan memakai perahu dayung, pemilahan padi dari tangkainya, hingga bergotong royong menumbuk. Kemudian hasilnya berupa emping beras disuguhkan dan dinikmati bersama-sama.
Momentum agenda tahunan ini diapresiasi orang nomor satu kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Bupati Bonifasius Belawan Geh. Ia menuturkan, agenda yang dirayakan secara turun-temurun tersebut sudah dari zaman dulu. Namun, perlu ada penataan, sehingga dapat menarik perhatian masyarakat luar mengenai kayanya budaya di kabupaten berjuluk Tanaa Urip Kerimaan.
"Ini sudah ada dari dulu, cuma perlu penataan lagi. Diatur baik-baik, dikemas baik-baik, jadi sesuatu yang menyenangkan gitu. Target kita agenda ini disukai banyak orang," ucapnya, seraya tersenyum.
Menurut dia, pemerintah mendukung penuh pengembangan pariwisata berbasis budaya, mengingat banyaknya sub-etnis Dayak di Mahulu, serta masih melekatnya keadatan dalam pelaksanaan acara. "Kita sudah arahkan juga Disparpora (Dinas Pariwisata dan Olahraga) untuk lebih aktif lagi dalam menginventarisasi, juga membuat kalender tahunan," tambahnya.
Dengan event yang tercantum dalam kalender tahunan, akan menjadi daya tarik bagi pelancong luar daerah untuk berkunjung ke Mahulu. Kedatangan turis tentunya mendatangkan pundi rupiah. Output-nya tentu kesejahteraan masyarakat akan meningkat dengan iklim pariwisata yang baik.
Banyaknya agenda adat di Mahulu diharapkan menjadi ajang semangat dalam bersilaturahmi usai pesta demokrasi atau pemilu serentak. Menjadi wujud kebersamaan bahwa dalam jati diri masyarakat Mahulu masih disatukan dengan budaya yang kental.
"Kegiatan ini untuk mempersatukan masyarakat yang terpecah oleh pemilu. Ini juga mengandung makna sosial masyarakat luas, mampu mempersatukan masyarakat kampung mempererat silaturahmi, jadi itu makna yang terkandung dalam upacara adat seperti ini," tutupnya. (*/sya/kpg/kri/k16)