kalimantan-timur

Pendapatan Kaltim Terbesar Kedua di Indonesia, Di Bawah Jakarta dengan Penghasilan Per Kapita USD 14.160

Indra Zakaria
Kamis, 21 Maret 2024 | 14:00 WIB
EMAS HITAM:Batubara salah satu produk unggulan yang diekspor Kaltim.(FOTO:ISTIMEWA)

BALIKPAPAN-Kaltim menjadi provinsi dengan pendapatan per kapita tinggi atau high income pada tahun 2023. Produk domestik regional bruto (PDRB) Benua Etam sebesar USD 14.160. Di bawah Jakarta yang memiliki pendapatan per kapita sebesar USD 21.172.

“Sudah ada dua provinsi yang masuk kategori high income. Dan masuk dalam kategori maju. Ada dua dan sebenarnya mendekati tiga. Pertama, DKI Jakarta dengan PDRB per kapita mencapai USD 21.172. Lalu, Kaltim sebagai lokasi IKN (Ibu Kota Nusantara) dengan PDRB per kapita sebesar USD 14.160,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa dalam Rapat Kerja Komite IV DPD RI, Selasa (19/3).

Untuk diketahui, PDRB adalah nilai tambah dari hasil produksi barang dan jasa yang mampu diciptakan dari berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu daerah/wilayah. Bank Dunia membuat klasifikasi PDRB per kapita dalam empat kategori. Yakni, low income (USD 1.035), lower middle income (USD 1.036 hingga USD 4.045), upper middle income (USD 4.046 hingga USD 12.535), serta high income (di atas USD 12.535).

Suharso melanjutkan, Kaltara juga menjadi provinsi dengan high income sebesar USD 13.240. Akan tetapi masih dimasukkan dalam upper middle income bersama dengan 14 provinsi lainnya. Dengan demikian, provinsi dengan kategori upper middle income berjumlah 15 provinsi. Selain Kaltara di Kalimantan, ada pula Kalteng dengan pendapatan per kapita USD 4.941. Di atasnya ada juga Papua Barat dengan PDRB per kapita USD 7.094 serta Papua Tengah sebesar USD 6.793.

“Tapi, memang yang menarik ada Papua Tengah dan Papua Barat. Tetapi, ini tidak menginformasikan misalnya soal kemiskinan, ketimpangan dan sebagainya. Kita hanya melihat dari sisi PDRB per kapita” katanya. Selanjutnya, ada 21 provinsi yang masuk dalam lower middle income. Mulai dari Banten dengan pendapatan per kapita USD 4.341 hingga Papua Pegunungan dengan USD 1,107.

Sementara itu, menurut data pertumbuhan ekonomi dan share PDRB provinsi tahun 2023, Kawasan Timur Indonesia (KTI) memiliki pertumbuhan sebesar 5,74 persen dan share 20,94 persen. Untuk Pulau Kalimantan memiliki pertumbuhan 5,43 persen dan share 8,49 persen. Khusus Provinsi Kaltim mempunyai pertumbuhan 4,11 persen dengan share 6,22 persen. Lalu, tingkat kemiskinan Kaltim mencapai 6,11 persen dengan estimasi angka kemiskinan ekstrem mencapai 0,1 persen.

“Jadi, memang pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi perlu diprioritaskan di wilayah yang berstatus lower middle income. Soal kemiskinan ini tidak dengan serta-merta terselesaikan. Ketika tingkat pertumbuhan ekonomi itu berada,” kata Suharso. Selaras dengan dari laporan Bappenas kemarin, kinerja ekonomi Kaltim sepanjang tahun lalu memang banyak ditopang aktivitas konstruksi, utamanya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Kilang Pertamina Balikpapan. Sementara, secara global masih disokong penjualan batu bara.

Secara kumulatif, ekonomi Kaltim 2023 tumbuh sebesar 6,22 persen (year on year/yoy). Lebih tinggi dibanding capaian 2022 yang berada di angka 4,48 persen. Secara nasional juga menunjukkan angka yang bagus karena di atas rata-rata, yakni 5,05 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Yusniar Juliana menyebut, jika berdasarkan PDRB Kaltim di atas harga berlaku menurut lapangan usaha, struktur perekonomian memang belum mengalami perubahan berarti. “Secara tahunan, kinerja triwulan IV 2023 terhadap triwulan IV 2022 juga tumbuh sebesar 5,76 persen. Pertumbuhan ini didorong capaian kinerja pada seluruh lapangan usaha,” bebernya awal bulan lalu.

Dari sisi produksi, tercatat pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 16,05 persen. Diikuti konstruksi sebesar 15,82 persen, serta jasa keuangan dan asuransi sebesar 11,72 persen. Kemudian, lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebagai lapangan usaha utama perekonomian Kaltim tumbuh 5,18 persen. Sementara itu dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 36,40 persen. Yusniar mengatakan, peningkatan kinerja yang cukup baik juga ditunjukkan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 11,48 persen.

“Struktur PDRB Kaltim menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku masih didominasi oleh ekspor barang dan jasa sebesar 106,98 persen. Diikuti PMTB sebesar 32,54 persen,” lanjut dia. Dilihat secara spasial, kinerja ekonomi Kalimantan tumbuh 5,43 persen. Dengan menempatkan Kaltim sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi. Dilihat dari struktur perekonomian Kalimantan 2023, Kaltim juga masih mendominasi dalam peranan regional di angka 48,38 persen. “Sedangkan provinsi lain seperti Kalimantan Barat 15,74 persen, Kalimantan Selatan 15,45 persen, Kalimantan Tengah 11,98 persen dan Kalimantan Utara sebesar 8,45 persen,” sebutnya.

Sepanjang 2023, kinerja ekonomi Kaltim dipengaruhi oleh faktor domestik. Yakni peningkatan belanja pemerintah dan peningkatan aktivitas konstruksi (IKN, RDMP, dan konstruksi lainnya). Serta secara global, terutama terjadinya permintaan peningkatan ekspor batu bara. (kip/riz2/k15)

Tags

Terkini