kalimantan-timur

Kejari Kubar Gaungkan Program Jaksa Masuk Sekolah, Cegah Perundungan dan Bijak Gunakan Medsos

Jumat, 29 Maret 2024 | 12:10 WIB
EDUKASI: Kasubsi Intelijen, Kejari Kubar, Dicky Rachman Perdana (tengah, baju cokelat) mengedukasi para pelajar lewat program Jaksa Masuk Sekolah. (FOTO/IST)

 

 

SENDAWAR–Program Jaksa Masuk Sekolah (JMS) terus digaungkan Kejaksaan Negeri Kutai Barat (Kubar). Program ini mengedukasi para pelajar untuk cerdas menggunakan media sosial (medsos). Kali ini, sasarannya di SMP 4 Linggang Mapan, Kecamatan Linggang Bigung dan SMK 1 Tering, Kecamatan Tering, dua hari berturut-turut.

Turut hadir sebagai narasumber yaitu jaksa fungsional. Di antaranya, Kasubsi Intelijen Kejari Kubar, Dicky Rachman Perdana; Jaksa Fungsional, Alfani Amalia Muhtar dan Nur Handayani.

Di dua sekolah itu Kejari Kubar memaparkan materi seputar tugas Kejaksaan serta edukasi tentang bahaya perundungan atau bullying dan cerdas menggunakan media sosial.

Kasi Intel Kejari Kubar, Christean Arung melalui Jaksa Fungsional, Alfani Amalia menjelaskan, saat ini pihaknya sudah mengadakan JMS di sejumlah sekolah. ”Tujuannya agar para pelajar lebih mengenal Kejaksaan dari sisi lembaga maupun tugas pokok dan fungsi Kejaksaan itu sendiri,” katanya. 

Namun yang tidak kalah penting Korps Adhyaksa juga terus mengedukasi para pelajar agar lebih cerdas dalam menggunakan media sosial serta bahaya bullying di kalangan pelajar.

Sebab, saat ini sebagian besar masyarakat termasuk para pelajar sudah menggunakan telepon pintar dan terhubung melalui internet.

 

”Salah satu penyebab bullying itu terjadi karena kita tidak menggunakan media sosial atau internet secara bijak. Sehingga banyak kita temukan anak-anak korban bullying, bahkan sampai berurusan dengan hukum,” terang Alfa.

Dia menjelaskan, perundungan bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Baik secara fisik maupun secara psikis. Misalnya ejekan secara verbal yang bisa berdampak pada psikologis seseorang. Apalagi bullying secara fisik, maka bisa berdampak trauma yang berujung seorang anak jadi kurang percaya diri dan takut. Bahkan yang lebih fatal, anak korban bullying bisa mengambil sikap tidak terpuji hingga nekat bunuh diri.

”Orang yang sering di-bully cenderung tidak percaya diri dan emosinya labil. Banyak kejadian yang berujung bunuh diri. Nah ini yang harus kita cegah,” ungkap Alfani Amalia. Alfa menambahkan, jaksa memfokuskan pada anak-anak sekolah karena mereka adalah kelompok yang rentan jadi korban bullying. (far/k8)

 

LUKMAN HAKIM MAHENDRA

lukman@kaltimpost.co.id

Tags

Terkini