SENDAWAR - Antrean panjang kendaraan terjadi di sepanjang jalur dua perkantoran bupati di Kelurahan Simpang Raya. Kondisi ini semakin membuat warga resah akan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Kubar.
Hingga Senin siang (15/4), sejumlah kendaraan roda empat dan dua antre untuk mengisi BBM. Tingginya harga jual BBM bersubsidi jenis pertalite di eceran membuat warga rela mengantre untuk mengisi pertamax dengan harga Rp 13.500 per liter (nonsubsidi). Adapun pertalite di eceran tembus Rp 15-16 ribu per liter.
Berdasarkan data yang dihimpun Kaltim Post, jumlah stasiun pengisian BBM di ibu kota kabupaten ada tujuh. Namun, hanya dua lokasi yang mendapatkan pasokan pertamax pada Minggu (14/4). Yaitu di Pertashop Simpang Raya dan SPBU Kecamatan Sekolaq Darat.
Kepada awak media, sejumlah warga mengeluhkan krisis BBM usai musibah terbakarnya SPBU Belintut di Ngenyan Asa. Sebab diketahui, hanya SPBU tersebut yang memiliki kuota BBM terbanyak.
Pria yang mengaku telah mengantre sejak pukul 06.00 Wita itu berharap pemerintah dan Pertamina menambah stok BBM lagi, khususnya pertalite dan pertamax. Saat ini warga mengaku tak lagi mengejar untuk mendapatkan BBM subsidi pertalite, sehingga terpaksa menggunakan pertamax dengan alasan yang penting ada BBM untuk kendaraannya.
Belum lagi jika harus berebut dengan pengetap yang mendominasi antrean pertalite di berbagai SPBU. Blasius Rani, warga lainnya mengatakan, hampir dua jam mengantre baru bisa mendapatkan pertamax. Ia mengaku sudah mendatangi SPBU di Ngenyan Asa tapi stok habis. “Pertamax aja, ga pernah pertalite, susah dapatnya,” ujarnya.
Sejumlah personel Polres Kubar diturunkan ke lokasi untuk membantu mengatur arus lalu lintas dan menertibkan antrean agar berjalan lancar. (kri/k16)
LUKMAN HAKIM MAHENDRA
lukman@kaltimpost.co.id