kalimantan-timur

Balikpapan Masih Kesulitan Produksi Pangan Sendiri, Apa Sebab?

Jumat, 24 Mei 2024 | 10:17 WIB
ilustrasi pedagang

Prokal.co - Sejak Balikpapan ditetapkan sebagai daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), lonjakan penduduk juga terus bertambah. Pastinya akan memengaruhi ketersedian pangan di Kota Minyak untuk jangka panjang. Karena sampai saat ini ketersedian pangan masih mengandalkan daerah lain.

Ketua Tim Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Balikpapan Yuliana membenarkan, bila sejauh ini ketersedian pangan masih mengandalkan dari luar daerah. Jadi, 90 persen pangan di Balikpapan itu masih terpaku dari luar daerah. Sementara 10 persen mengandalkan ketersedian pangan yang berada di kawasan Manggar dan Teritip.

Kendati begitu, pihaknya akan memastikan untuk tetap membuat langkah atau strategi penguatan ketahanan pangan di Balikpapan. Namun harus diakui juga, kata Yuliana, kota ini bukan daerah penghasil pangan. “Karena berdasarkan data inflasi itu kita di prognosa neraca pangan untuk keperluan masyarakat Balikpapan, neracanya kebanyakan selalu minus,” bebernya kepada media ini, (21/5).

Baca Juga: Rapelan Kenaikan Gaji ASN Guru Belum Cair, Ini Penjelasan Kadisdik Kotim 

Jadi menurutnya, data minus tersebut bukan berarti ketahanan pangannya tidak bagus. “Tapi kami memang untuk produksi di Balikpapan area lahannya sempit. Maka kita tidak bisa meng-handle keperluan masyarakat Balikpapan,” tuturnya.

Untuk menunjang keperluan pangan itu, pastinya masih memerlukan pasokan dari luar daerah. “Kami harapannya pasokan dari luar itu bisa lancar mungkin dari distributor pemasok pangan (untuk) bisa tersedia di Balikpapan,” harapnya. Yuliana menambahkan jadi dari situ bisa menghidupi masyarakat Kota Minyak. 

Sementara untuk penguatan cadangan pangan, saat ini DP3 Balikpapan telah memiliki cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD). Sebanyak 68 ton CPPD yang telah dibeli dan tersedia di Bulog. “Itu dikeluarkan dengan adanya dasar hukum seperti perda, perwali, dan SK turunan, yang sudah kami miliki sejak Oktober 2023. Jadi kami sudah punya cadangan pangan berupa beras,” tutur Yuliana.

Selain itu, Yuliana menyampaikan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan inflasi yang naik turun di Balikpapan. “Bahkan tahun lalu itu kita jadi nomor dua tertinggi se-Kaltim untuk inflasi,” ungkapnya. Walhasil, ada beberapa strategi yang dilakukan untuk menekan angka inflasi itu.

Jadi DP3 Balikpapan berkolaborasi dengan Dinas Perdagangan Balikpapan menggelar operasi pasar. “Seperti saat ini kami melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) di beberapa lokasi berbeda sebanyak tiga kali dalam seminggu,” ucapnya. Adapun bahan pangan yang dijual merupakan penyumbang inflasi seperti beras, bawang, cabai, gula, dan minyak. (rom)

Terkini