kalimantan-timur

Prospek Cerah, Tingkatkan Kompetensi Pramuwisata di Berau

Sabtu, 6 Juli 2024 | 13:19 WIB
SERTIFIKASI: Disbudpar Berau mengadakan ujian sertifikasi pramuwisata tingkat muda untuk 20 orang guide di Hotel Grand Parama pada 4-5 Juli. (Disbudpar Berau untuk Berau Post)

PROKAL.CO, TANJUNG REDEB - Sebanyak 20 orang mendapat pelatihan dan sertifikasi sebagai guide atau pramuwisata tingkat muda dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau. 


Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi pelaku ekonomi kreatif (ekraf) agar berdaya saing dalam memanfaatkan peluang pada dunia usaha.

Kepala Bidang (Kabid) Bina Usaha Jasa Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Disbudpar Berau, Nurjatiah, menuturkan berdasarkan Peta Jalan Pengembangan Ekraf Daerah (Talanpekda) Berau tahun 2024-2028, ekraf yang akan dikembangkan di Kabupaten Berau ada enam subsektor.

Yang terdiri dari tiga sub sektor unggulan, yaitu wastra dan kriya, kuliner, seni pertunjukan. Serta tiga sub sektor potensial, yaitu fotografi, video, film, musik, dan aplikasi.

"Adapun kebijakan pemberdayaan pelaku ekraf salah satunya adalah meningkatkan kompetisi SDM untuk memanfaatkan peluang usaha di sektor pariwisata," terangnya kepada Berau Post.

Kegiatan yang dilakukan selama dua hari tersebut, menyasar peserta yang merupakan pramuwisata di 13 kecamatan di Kabupaten Berau.

Mereka juga telah mendapat rekomendasi dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Berau dengan jumlah 20 orang peserta.

Dengan profesi guide yang bersertifikasi maka dapat menjadi prospek yang cerah dengan berbagai kelebihan yang dimiliki antara lain, prestasi, pengalaman dan relasi.

"Untuk sertifikasi yang dilakukan tahun ini khusus untuk tingkat muda semua," sebutnya.

Sertifikasi tersebut dinilai penting, karena menurut Nurjatiah, ekraf di Indonesia telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian nasional.

Peran sektor ekonomi kreatif dinilai semakin signifikan menjadi penopang pertumbuhan perekonomian di masa depan.

Sesuai dengan nawacita pertama dan nawacita kedua dalam program pembangunan pemerintahan Presiden Joko Widodo, ekraf diharapkan menjadi tulang punggung perekonomian nasional.    

"Tujuannya jelas untuk meningkatkan kompetensi pekerja kreatif agar berdaya saing dalam memanfaatkan peluang pada dunia usaha di bidang pariwisata," ungkapnya.

Selain itu, juga untuk pengembangan standardisasi dengan meningkatkan kapasitas pelaku usaha jasa sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Diakuinya, Berau masih kekurangan SDM berkualitas, terutama untuk guide. Minimnya sertifikasi guide menjadi kendala untuk meningkatkan daya saing dalam jasa informasi pariwisata.

"SDM pariwisata kita masih lemah dalam tiga hal, yaitu penguasaan bahasa asing terutama Inggris, teknologi informasi (IT), maupun managerial. Ini yang jadi masalah utama daya saing bidang pariwisata," jelasnya.

"Belum maksimal dan terkordinasinya pelaksanaan tour guide dalam mengangkat perekonomian terutama ekraf," sambungnya.

Sertifikasi itu tentunya dapat menjadi nilai tambah bagi peserta dalam persaingan mencari kerja dan profesional  di bidang pariwisata.

Maka diharapkan, mereka yang sudah tersertifikasi dapat mendampingi wisatawan dan memberikan petunjuk dan bimbingan.

Guide dituntut mampu menjadi pendamping wisata yang bisa mempresentasekan objek wisata secara komperhensif.

"Diharapkan juga dapat memberi petunjuk serta bimbingan kepada peningkatan SDM pariwisata dan sebagai legalitas profesi bagi seluruh peserta," harapnya. (*/aja/far)

 

Tags

Terkini