BALIKPAPAN – Aksi mogok damai dari Solidaritas Pengemudi Angkot Balikpapan berlangsung di depan Balai Kota Balikpapan, Rabu (17/7). Ada ratusan sopir yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Ini menimbulkan kemacetan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di seputar Balai Kota Balikpapan. Dalam aksi ini, sopir angkot menyatakan menolak kehadiran Balikpapan City Trans (BCT).
Hal ini terlihat dari spanduk yang dibentangkan oleh sopir. Mereka meminta ada perwakilan yang bisa masuk bertemu dengan Pemkot Balikpapan maupun OPD terkait. Harapannya dari pertemuan ini memberikan solusi bagi seluruh pihak.
Salah satu sopir Suhardi menuturkan, pihaknya merasa dirugikan dengan keberadaan transportasi massal baru tersebut. “Kami tidak bisa beroperasi karena ada Balikpapan City Trans. Ini mematikan usaha kami yang tidak seberapa ini,” tuturnya.
Meski BCT baru beroperasi hanya sepekan terakhir, sopir menilai penghasilan sudah mulai berkurang. Tak jarang dalam sehari tidak ada penumpang yang naik. Walhasil sopir angkot gigit jari dan merasa dirugikan secara langsung.
Padahal biasanya bisa mendapat penghasilan Rp 100 ribu per hari. Meski nanti perlu ada setoran lagi kepada pemilik kendaraan. Suhardi berpendapat, warga Balikpapan banyak memilih menggunakan BCT. Terlebih masih gratis alias tanpa pungutan.
Ini berlaku selama masa uji coba hingga nanti ada penetapan resmi. Rencananya tarif gratis ini berlangsung hingga tiga bulan ke depan. Selain masalah tarif BCT, sopir angkot juga mempertanyakan plat kendaraan BCT dari luar Kaltim.
“Lihat saja plat yang digunakan kendaraan dari Sulawesi Selatan, Makassar (plat DD). Jadi gimana kalau angkot Balikpapan menggunakan plat DD, apa bisa juga,” ungkapnya.