kalimantan-timur

Swasta Jangan Khawatir Kekurangan Siswa, Sekolah Baru di Balikpapan Katanya Buat Antisipasi Kota Penyangga IKN

Sabtu, 20 Juli 2024 | 17:30 WIB
ilustrasi pendidikan

 


Sekolah swasta tak perlu khawatir akan kekurangan siswa akibat pembangunan sekolah baru pemerintah. Sebab ini dilakukan melihat kebutuhan ke depan.

 

BALIKPAPAN – Daya tampung sekolah negeri menjadi masalah utama setiap kali proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Kota Minyak. Jumlah lulusan SD tidak sebanding dengan ketersediaan kursi di jenjang SMP. Itu yang membuat pembangunan unit sekolah baru merupakan prioritas wali kota. Setiap tahun secara bertahap, Pemkot Balikpapan menganggarkan pembangunan sekolah baru maupun penambahan rombel.

Di antaranya SMP 25 di Balikpapan Barat dan SMP 26 di Balikpapan Selatan yang sudah beroperasi. Tahun ini, pembangunan sekolah kembali berlanjut untuk SMP 27 di Balikpapan Tengah dan SMP 28 di Balikpapan Timur.

Baca Juga: 31 Kuliner Legenda Nusantara Hadir di Balikpapan

Melihat hal ini, Forum Penyelenggara Pendidikan Swasta (Foradis) Balikpapan sempat menyampaikan kritik. Mereka meminta ada pembagian kuota daya tampung agar sekolah negeri dan swasta memiliki ‘jatah’ masing-masing.

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud mengatakan, swasta seharusnya tidak perlu khawatir kekurangan siswa. Dia mengatakan, pembangunan sekolah ini bukan hanya mengatasi daya tampung sekolah negeri yang hanya sekitar 60 persen.

Namun pembangunan sekolah baru untuk mengantisipasi kondisi beberapa tahun mendatang. “Jangan berpikir kondisi sekarang. Dengan adanya IKN, Balikpapan juga harus memikirkan dampaknya,” tuturnya.

Terlebih membangun sekolah tidak mudah dan bisa langsung seketika. Ada tahapan yang harus dilalui hingga akhirnya sekolah berhasil terbangun. “Paling tidak butuh waktu tiga tahun melalui pembahasan anggaran, DED, hingga pembangunan,” ucapnya.

Pihaknya secara bertahap membangun sekolah baru untuk menyiapkan fasilitas Balikpapan sebagai penyangga IKN. “Tapi tetap semua ada solusi, nanti kami bicarakan antara Disdikbud dan swasta,” sebutnya. Menurutnya pemerintah sudah hadir dengan memberikan bantuan subsidi SPP bagi siswa yang berada di sekolah swasta. Harapannya agar orangtua tidak berat hati atau pilih-pilih jika anak harus masuk ke swasta.

Ia menyadari tentu tidak semua anak bisa tertampung di negeri. Maka kehadiran swasta pun sangat membantu untuk memberikan pendidikan. “Semua butuh keseimbangan. Justru banyak swasta mahal dan antre masuknya,” imbuhnya.

Dia mengingatkan, butuh komitmen tenaga pendidikan terutama yang memiliki yayasan menyediakan fasilitas dan mutu berkualitas. Itu juga membuat sekolah negeri akhirnya terpicu memperbaiki kualitas, baik sarana prasarana dan SDM. (ms)

DINA ANGELINA

Halaman:

Tags

Terkini