kalimantan-timur

Cegah Abrasi dan Tata Pantai Sipakario, Ban Bekas Jadi Pemecah Ombak

Senin, 22 Juli 2024 | 09:58 WIB
BAN BEKAS: Pokdarwis Pantai Sipakario, Kelurahan Nipahnipah, Kecamatan Penajam, PPU mengumpulkan ban bekas sebagai penahan abrasi pantai pada objek wisata tersebut.(ari/kp)








PENAJAM-Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Sipakario di Kelurahan Nipahnipah, Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara (PPU)  secara swadaya melakukan upaya pencegahan abrasi pantai dengan memanfaatkan limbah ban bekas sebagai pemecah ombak.

Diharapkan, upaya ini dapat menahan dan menangkap pasir agar tidak terbawa kembali ke laut. Upaya ini diyakini akan memudahkan penataan wisata Pantai Sipakario di masa depan, sehingga meningkatkan daya tarik pengunjung ke pantai ini. “Tentunya, berbagai bantuan dari pihak-pihak yang terlibat sangatlah diperlukan dan membantu dalam kelancaran upaya ini,” kata Ahmad Sukriansyah, sekretaris Pokdarwis Pantai Sipakario, Rabu (17/7).

“Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah terhubung dengan kami terkait kegiatan ini. Semoga manfaat yang dihasilkan dapat sesuai dengan harapan bersama,” tambahnya.

Abrasi pantai di kawasan PPU hingga saat ini dikatakannya masih menjadi persoalan klasik. Dia dan pengurus lainnya bergerak karena ancaman pengikisan bibir pantai apabila dibiarkan bisa mengancam eksistensi objek wisata itu.

Karena itu, pihaknya sejak dua pekan lalu mengumpulkan ban mobil bekas yang telah ditata mulai dari siring turap muara laut yang saat ini telah memenuhi sepanjang kawasan 100 meter ke arah laut. “Ban-ban mobil dan sepeda motor bekas itu ada yang dari unit pelaksana teknis (UPT) Pekerjaan Umum (PU) Kecamatan Sepaku, Penajam, dan Babulu. Kurang lebih yang telah kami terima ada 100 ban campuran,” kata Ahmad Sukriansyah.

Dia mengulangi keinginannya agar lahan Pantai Sipakario yang tak begitu luas dibeli oleh pemerintah daerah. Hal itu, kata dia, agar pemerintah bisa mengatur kegiatan bisnis di pantai yang berhadapan dengan Teluk Balikpapan itu. “Di luar itu, agar pemerintah daerah bisa menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD),” katanya.

Hal ini, lanjut dia, menjawab Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU yang menyatakan bahwa hingga kini kawasan objek wisata di PPU belum memberi sumbangan apapun terhadap PAD, seperti diberitakan media ini, Selasa (16/7).

 “Pemkab harus berinvestasi dulu pada destinasi wisata, sehingga beroleh PAD, di antaranya, dengan cara membebaskan lahan milik warga itu,” kata Akhmad Sukriansyah.

Seperti diberitakan, sektor wisata di PPU dinilai belum berkontribusi banyak terhadap PAD. Hal ini diakui Kepala Disbudpar PPU, Andi Israwati Latief, saat dihubungi koran ini. “Untuk objek pariwisata sementara ini belum ada kontribusinya ke PAD, karena lahan dan destinasi masih sebagian milik masyarakat, dan masuk wilayah konservasi perusahaan,” kata Kepala Disbudpar PPU, Andi Israwati Latief. (far)

ARI ARIEF
ari.arief@kaltimpost.co.id

Tags

Terkini