kalimantan-timur

Pemkot Terus Upayakan Penanggulangan Banjir di Balikpapan

Selasa, 1 Oktober 2024 | 19:15 WIB
Salah satu banjir yang sering terjadi di Jalan MT Haryono Balikpapan.

PROKAL.CO, BALIKPAPAN- Banjir menjadi salah satu permasalahan yang paling sering disorot warga Balikpapan. Sejarah panjang banjir di kota ini telah tercatat sejak 1979, jauh sebelum pembangunan masif dan pembukaan lahan merajalela.

Bahkan, kawasan yang kini padat perumahan seperti Kampung Damai dan DAS Ampal telah mengalami banjir besar yang menghancurkan kebun binatang DAM Balikpapan dan menyebabkan orang terseret arus hingga tersangkut di pohon.

Zulkifli

Banjir besar di Balikpapan seperti memiliki siklus 10 tahunan, dengan catatan peristiwa besar pada tahun 2002, 2012, dan 2022. Pada tahun 2002, banjir bahkan merendam Pasar Sepinggan, mengakibatkan kerugian besar bagi pedagang. Banjir umumnya terjadi di kawasan DAS, sehingga pengendalian banjir oleh Pemkot Balikpapan berbasis pada pengelolaan DAS.

Kepada media, Plt Kepala Diskominfo Kota Balikpapan Zulkifli mengatakan, terdapat delapan DAS di kota ini dengan 88 titik banjir tersebar, di antaranya DAS Ampal yang menjadi perhatian utama karena memiliki 32 titik banjir.

Meski jumlah titik banjir terus menurun dari 79 pada 2021 menjadi 38 pada 2024, tantangan masih tetap ada. "Penanggulangan banjir memerlukan anggaran besar, terutama untuk pembangunan drainase dan bendungan pengendali banjir. Untuk DAS Ampal saja, dibutuhkan dana sekitar Rp1,6 triliun, sementara pengerjaan baru mencapai 9% dari total rencana," kata Zulkifli. 

Pemkot Balikpapan telah menginisiasi berbagai proyek sesuai Masterplan Drainase yang disusun sejak 2005 dan direvisi pada 2022. Beberapa langkah yang telah dilakukan, antara lain: Pembangunan dan Peningkatan Drainase

Berbagai segmen saluran drainase diperlebar dan ditingkatkan, seperti Drainase Jalan Soekarno- Hatta KM 17 Karang Joang, Drainase RT 34 dan RT 32 Kelurahan Karang Joang, Saluran Sekunder Straat III Hulu, hingga Drainase Jalan Ruhui Rahayu.Revitalisasi Bendungan dan Penambahan Tampungan Air Baru. 

Zulkifli juga menambahkan, revitalisasi bendali seperti Telagasari dan Gunung Bahagia terus dilakukan. Selain itu, lahan seluas 10 hektar di Ampal Hulu juga sedang dalam proses pembebasan untuk bendungan baru.

Kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pusat
Peningkatan saluran drainase dan normalisasi bendungan dilakukan dengan dukungan Pemerintah Provinsi dan Pusat, seperti pada proyek normalisasi Bendali Wonorejo."Peningkatan Peran Masyarakat dan Lembaga. Melibatkan masyarakat dalam pemeliharaan saluran melalui program Padat Karya, Gerakan Bersih Saluran (Gaban), dan Karya Bhakti TNI," katanya. 

Pembangunan Infrastruktur Tambahan
Pintu air dengan sistem pompa seperti di Saluran Primer Ampal dan penataan pedestrian dengan saluran drainase estetik juga menjadi bagian dari upaya mengurangi potensi banjir.Meski upaya penanggulangan terus dilakukan, tantangan besar tetap ada, terutama kesiapsiagaan operasional seperti evakuasi warga, penyediaan logistik saat banjir, dan pengaturan lalu lintas di titik-titik banjir. Pemerintah dan masyarakat perlu terus bekerja sama secara konsisten dan berkelanjutan untuk menanggulangi banjir Balikpapan.

Tags

Terkini