Hingga saat ini, belum ada kepastian untuk penambahan air baku di Kota Balikpapan. Itu yang membuat krisis air tak kunjung teratasi. Masalah utama adalah jumlah penduduk terus bertambah namun seiring dengan ketersediaan air.
Dirut Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) Yudhi Saharuddin mengatakan, Balikpapan memang masih kekurangan air baku.
Sebagai perbandingan bisa melihat kebutuhan air dengan kota terdekat yakni Samarinda. Samarinda dengan penduduk 800 ribu jiwa sudah memiliki produksi air 3.500 liter per detik.
“Sedangkan Balikpapan jumlah penduduk mencapai 900 ribu jiwa, produksi air masih 1.500 liter per detik,” ungkapnya. Artinya kurang produksi air sekitar 2.000 liter per detik. Pihaknya berupaya dengan segala cara agar produksi air sekarang bisa optimal. Misal perbaikan semua pompa dan pipa yang bocor.
“Bagi daerah yang belum teraliri air, PTMB akan membantu air dari jalur non perpipaan. Misal layanan tanki ke masyarakat,” ucapnya.
Teknisnya petugas akan memasang tandon untuk mengantarkan air ke jaringan warga. “Kemudian pasang titik-titik reservoir air untuk membantu. Cara ini dilakukan sampai nanti air baku sudah bertambah,” sebutnya. Dia meminta masyarakat bisa bijak dalam menggunakan air. Jangan membuang air sembarangan.
Pihaknya juga mengimbau hotel-hotel untuk hemat air. Terutama untuk kebutuhan air flush toilet atau pembersihan lainnya bisa menggunakan air recycle atau tadah hujan saja. “Sementara air bersih hanya untuk keperluan penting,” imbuhnya.
Menurutnya saat ini berbagai upaya yang dilakukan sudah on the track. Apabila semua pihak konsisten memperbaiki, dia optimistis beberapa tahun ke depan Balikpapan sudah lepas dari krisis air.
Dia pun menyambut baik gerakan swadaya masyarakat yang dibantu oleh OPD untuk membangun sumur bor. “Kami siap membantu pompa, tandon, dan treatment air untuk memastikan air layak pakai,” tandasnya. (*)