kalimantan-timur

PAUD jadi Kunci Masa Depan Gemilang Indonesia di 2045

Jumat, 18 Oktober 2024 | 19:40 WIB

PROKAL.co, BALIKPAPAN- Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bukan sekadar tahapan pendidikan awal, tapi menjadi fondasi penting bagi lahirnya generasi unggul yang siap menyambut Indonesia Emas 2045. Usia nol hingga enam tahun sering disebut sebagai masa emas, momen terbaik untuk membentuk karakter, kecerdasan, dan keterampilan dasar anak.

Hetifah Sjaifudian, anggota DPR RI, dalam workshop pendidikan yang digelar Jumat (17/10) siang di Ballroom Hotel Blue Sky Balikpapan, menekankan bahwa masa depan Indonesia tergantung pada bagaimana kita mendidik anak-anak sejak dini. "Jika kita tidak memulainya sekarang, kita akan kehilangan momentum penting di tahun 2045," ujarnya tegas. Ia menyadari bahwa generasi PAUD saat ini adalah calon tenaga kerja produktif yang akan memimpin negeri ini 15 tahun lagi.

Menurut Hetifah, salah satu tantangan terbesar yang harus diatasi adalah rendahnya angka lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Hanya sekitar 30% lulusan SMA yang melanjutkan pendidikan mereka. Ia optimis, dengan pemberian beasiswa dan dukungan lainnya, angka tersebut bisa meningkat hingga 60%. Tidak hanya itu, Hetifah berharap 90% angkatan kerja pada 2045 adalah lulusan perguruan tinggi.

Namun, ada pekerjaan rumah besar yang harus segera diselesaikan: kualitas pendidikan. Data menunjukkan belasan juta lulusan SMA dan bahkan perguruan tinggi saat ini masih menganggur. Ini menjadi alarm serius bahwa perbaikan mendalam pada sistem pendidikan harus dilakukan segera, demi mewujudkan generasi yang siap bersaing di kancah global.

PAUD adalah awal dari segalanya. Menurut Hetifah, investasi di pendidikan usia dini bukan hanya persoalan akademik, tetapi juga membentuk manusia seutuhnya, yang siap menghadapi tantangan masa depan. Jika ini diabaikan, cita-cita Indonesia Emas 2045 bisa jadi hanya angan-angan semata. "Jika kita tidak mulai sekarang, Indonesia bisa kehilangan momentum penting pada 2045,” katanya. 

Ia juga mencatat bahwa saat ini hanya sekitar 30% lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Dengan dorongan program beasiswa, diharapkan angka tersebut bisa mencapai 60% dalam waktu dekat, dan target 90% tenaga kerja lulusan perguruan tinggi bisa tercapai pada 2045.

Meski demikian, tantangan terbesar masih ada pada kualitas pendidikan. Hetifah menyoroti banyaknya lulusan SMA dan perguruan tinggi yang masih menganggur, yang jumlahnya sudah mencapai belasan juta orang. Ini menjadi sinyal bahwa perbaikan sistem pendidikan tak bisa ditunda-tunda lagi.

Tags

Terkini