kalimantan-timur

Perlu Sentuhan Ornamen Lokal di Teras Samarinda

Rabu, 23 Oktober 2024 | 10:30 WIB
MENUNGGU RESMI. Seluruh transaksi di Teras Samarinda diarahkan untuk tidak lagi menggunakan uang tunai.

Pembangunan proyek Teras Samarinda terus berlanjut dengan dimulainya pengerjaan segmen kedua. Pemkot Samarinda menargetkan penyelesaian segmen ini pada akhir 2024, setelah segmen pertama resmi dibuka untuk masyarakat. Namun, di tengah perkembangan proyek ini, kritik mengenai minimnya unsur budaya lokal mulai mengemuka. 

Proyek ini direncanakan menjadi ikon baru yang diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata dan memperkuat identitas Samarinda. Namun, beberapa pihak menilai bahwa rancangan yang ada saat ini belum cukup merepresentasikan kebudayaan lokal Samarinda dan Kaltim.

Anggota DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar, mengakui adanya kekurangan tersebut dan menyarankan agar Pemkot lebih serius dalam mengintegrasikan elemen budaya lokal pada segmen-segmen mendatang. Ia menilai bahwa ornamen dan sentuhan budaya lokal saat ini belum cukup terlihat dalam proyek tersebut.

“Masih banyak ruang untuk memperbaiki dan mengembangkan ini agar lebih mencerminkan identitas Samarinda. Saya optimistis, pemkot bisa melakukannya di segmen-segmen berikutnya,” ujarnya.

Sebagai informasi, Teras Samarinda dirancang sebagai kawasan tematik dengan beberapa zona, salah satunya adalah Zona Budaya yang mencakup panggung utama, Kampung Islami yang terhubung dengan Masjid Darunni'mah, dan Pusat Islami di Islamic Centre.

Meskipun zona ini bertujuan menampilkan identitas budaya, beberapa kritikus menyebut bahwa konsep yang ada masih terlalu umum dan belum cukup mencerminkan kekayaan budaya lokal secara mendalam.

 

Zona lain yang sedang dan akan dikembangkan termasuk Zona Ruang Keluarga di Simpang Antasari dan Teluk Lerong, serta Zona Kota Tua yang mencakup Pelabuhan Pesut di Jalan Yos Sudarso dan kawasan Citra Niaga. Meski ada upaya merevitalisasi beberapa kawasan bersejarah, kekhawatiran muncul mengenai apakah revitalisasi tersebut benar-benar akan mencerminkan karakter khas Samarinda dan Kaltim.

Pembangunan segmen kedua yang mencakup Zona Lobi Tamu, termasuk dermaga di depan Masjid Raya, diharapkan dapat memperkaya wajah kota. Namun, kritik berkembang mengenai pemanfaatan area ini—apakah benar-benar akan mencerminkan budaya lokal atau hanya sebatas menciptakan ruang publik yang bersifat komersial. Deni berharap masukan tersebut dapat dijadikan evaluasi oleh Pemkot.

“Penting untuk mengapresiasi apa yang sudah ada, namun perlu keseimbangan antara elemen modern dan budaya asli Samarinda agar lebih mencerminkan identitas kita,” pungkasnya. (hun/nha)

 

 
 
 

Tags

Terkini