PROKAL.CO, PENAJAM - Sebagai bentuk protes terhadap kondisi jalan rusak di Kaltim, warga Desa Bangun Mulyo dan Kelurahan Waru menanam pohon pisang di jalan rusak kilometer 6 dan 7.
Jalan sepanjang 17 kilometer ini merupakan akses utama untuk warga dan kendaraan perusahaan perkebunan, terutama PT WKP, namun baru sekitar satu kilometer yang diaspal.
Alokasi Dana Perbaikan Jalan oleh PT WKP
Ketua RT 014, Kelurahan Waru, Kecamatan Waru, Syahdin, menjelaskan bahwa anggaran untuk perbaikan jalan rusak ini berasal dari PT WKP yang menyalurkannya melalui Pemprov Kaltim, kemudian diteruskan ke Pemkab PPU.
Proses distribusi dana ini menimbulkan kritik dari warga yang merasa perbaikan jalan hanya mencapai satu kilometer saja.
Warga lain seperti Rian, dari RT 05 Kelurahan Waru, menyayangkan bahwa sebagian besar dana, yaitu Rp 12,8 miliar, dialokasikan untuk perbaikan jembatan.
Menurutnya, alokasi anggaran seharusnya difokuskan pada perbaikan jalan poros yang menghubungkan wilayah ini dengan akses ke PT WKP, terutama karena banyak kendaraan perusahaan melewati jalan tersebut.
Penjelasan Pemerintah Kecamatan dan PT WKP
Camat Waru, Ahmad Yani, membantah anggaran untuk perbaikan jalan dan jembatan di Waru dikelola langsung oleh kecamatan.
Menurutnya, dana tersebut mungkin bersumber dari dana bagi hasil (DBH) sawit yang dibagikan dari Pemprov Kaltim.
Humas PT WKP, Abdussamad, menambahkan bahwa anggaran sebesar Rp 10 miliar lebih digunakan untuk perbaikan jembatan dari Desa Bangun Mulyo menuju Desa Sesulu, sehingga hanya cukup untuk pengaspalan sepanjang satu kilometer di jalan utama menuju perusahaan.
Tanggapan Warga dan Harapan untuk Perbaikan Jalan di Tahun Depan
Meskipun alokasi anggaran untuk jalan rusak di Waru menjadi kontroversi, Abdussamad berharap masyarakat dapat menerima bantuan yang ada.
"Semoga dukungan dari perusahaan ini bisa terus berlanjut di tahun 2025," ucapnya.