TENGGARONG – Potensi tambang pasir silika di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dinilai sangat tinggi dan menjanjikan. Pasir yang dapat diproduksi menjadi kaca dengan bahan alami yang terbuat dari silikon dioksida (SiO2) ini terletak di wilayah hulu.
Pasir silika ini terpusat di kawasan Danau Kaskade Mahakam, yakni Danau Semayang, Melintang dan Jempang. Dewan Pimpinan Wilayah Perkumpulan Pertambangan dan Industri Silika Indonesia (DPD Pertamisi) Kaltim telah menjajaki potensi komoditas ini.
Dari data yang dihimpun DPD Pertamisi, total cadangan pasir silika yang ada di Kaltim mencapai 2 miliar metrik ton (MT) dengan total luasan 50 ribu hektare. Potensi ini didorong regulasinya, guna mendorong bisnis tambang silika di Benua Etam.
Anggota DPRD Kaltim dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Firnadi Ikhsan menyambut baik potensi ini. Baginya, potensi ini dapat menghadirkan pendapatan yang baik bagi daerah. Namun Firnadi turut mengingatkan beberapa pertimbangan.
“Potensi baru bagi pendapatan itu sangat baik disambut. Tapi harus ditinjau lebih dahulu terkait ekosistem lingkungannya. Karena Danau Kaskade itu menopang kehidupan perekonomian kita,” ungkap Politikus PKS tersebut, Senin (23/12).
Lanjut Firnadi, pertimbangan yang perlu diperhatikan pihak terkait adalah urgensi dan dampak lingkungan. Mengingat status Danau Kaskade yang menjadi danau prioritas nasional, dan kehadirannya sebagai ekosistem lingkungan Pesut Mahakam dan pasokan ikan.
Untuk itu, Firnadi mengingatkan pemerintah daerah hingga pusat, DPRD maupun pihak terkait untuk menghadirkan kebijakan yang harus diatur dan disiapkan dengan bijak. Sehingga, potensi ini dapat terkelola dengan bijak dan baik. Mulai dari kajian lingkungan hingga pendapatannya terhadap daerah.
“Kalau masih ada potensi lain, berarti belum ada urgensinya. Kita bisa mengkajinya lebih matang lagi, karena ini menyangkut kehidupan kita secara umum. Harus ada evaluasi terhadap pembangunan dan pengelolaan potensi ini,” tutup Firnadi. (moe)