kalimantan-timur

Fondasi Tanah Tak Kukuh, Jembatan Darurat Batal Dipasang di Jalan Ambles di Pegat Bukur

Faroq Zamzami
Kamis, 23 Januari 2025 | 09:46 WIB
PANTAU: Wakil Bupati Berau, Gamalis, didampingi tim DPUPR Berau memantau penanganan jalan ambles di Jalan Poros Pegat Bukur, Rabu, 22 Januari 2025. (SENO/BERAU POST)

PROKAL.CO, TANJUNG REDEB – Wakil Bupati Berau, Gamalis, meninjau kondisi jalan ambles di Jalan Poros Pegat Bukur, Rabu (22/1/2025).

Jalur ini merupakan akses utama yang menghubungkan tiga kampung di wilayah tersebut, sehingga penanganannya menjadi prioritas.

Baca Juga: Jalan Poros Pegat Bukur Kembali Ambles, TRC DPUPR Bakal Lakukan Ini 

“Kita ambil penanganan jangka pendek karena ini jalur penting. Ini menghubungkan tiga kampung, jadi lalu lintas tidak boleh terhenti. Karena ini kejadian alam, kita harus ambil tindakan cepat,” ujar Gamalis di lokasi.

Awalnya, direncanakan pemasangan jembatan bailey (jembatan darurat) untuk mengatasi jalan yang ambles. Namun, kondisi fondasi di lokasi dinilai tidak stabil, sehingga opsi tersebut tidak memungkinkan.

“Tadinya mau pasang jembatan bailey, tapi setelah kami lihat, pondasinya tidak stabil, kemungkinan masih bergerak. Makanya kami ambil tindakan lain,” jelasnya.

Sebagai alternatif, pemerintah tengah mengupayakan pengurukan jalan menggunakan material tanah dari lokasi terdekat. Salah satu perusahaan di sekitar lokasi telah dihubungi untuk menggeser tumpukan tanahnya guna menutup jalan berlubang.

 Baca Juga: Delapan Titik Rawan Longsor dan Longsor di Jalan Nasional Tanjung Batu

Jika izin penggunaan tanah dari perusahaan tidak memungkinkan, pemerintah akan mengambil material dari lokasi lain meskipun jaraknya lebih jauh. “Ada dua alternatif, kami ambil yang dekat kalau ada izin dari pemilik. Jika tidak, kita akan ambil dari lokasi lain yang jaraknya lebih jauh,” tutur Gamalis.

Terpisah, Pejabat Fungsional (Jafung) Teknik Jalan dan Jembatan Muda, DPUPR Berau, Eko Dadi, menjelaskan pengerasan jalan tanah menjadi solusi jangka pendek.

“Ke depan, kita akan melakukan pengerasan jalan tanah untuk menopang akses di lokasi tersebut. Selain itu, kami juga akan mengajukan pembangunan dinding penahan tanah di sisi jalan untuk solusi jangka panjang,” ungkap Eko, Rabu (22/1).

 Baca Juga: Ternyata, Kampung di Kabupaten Berau Ini Baru Menikmati Listrik

Rencana awal menggunakan jembatan bailey diputuskan untuk tidak dilanjutkan setelah melalui evaluasi teknis. Menurut Eko, titik tumpuan di lokasi dinilai tidak kukuh, sehingga berisiko menimbulkan masalah yang lebih besar.

“Fondasi di lokasi belum stabil. Beban jembatan bailey sendiri cukup besar, mencapai 30 ton dengan berat setiap segmen sekitar 2 ton. Ditambah beban kendaraan yang melintas, risiko kerusakan lebih besar. Jadi, opsi ini kami kesampingkan,” jelasnya.

Halaman:

Tags

Terkini