Ketika membicarakan tentang dunia, ekonomi global, politik, kita seringkali melihat adanya sebuah arena kompetisi antarnegara. Namun, dibalik itu tersembunyi suatu peta kekuasaan yang begitu kompleks, yang mana peta tersebut membagi dunia ke dalam tiga kategori utama, yakni negara inti (Core), semi-pinggiran (Semi-Periphery), dan pinggiran (Periphery).
Ini bukan sekadar pembagian peringkat acak, melainkan ini adalah struktur yang mencoba menjelaskan bagaimana kekayaan suatu negara dan kekuasaan didistribusikan secara tidak merata di seluruh dunia.
Baca Juga: Ini Rahasia Sukses Orang-Orang Hebat yang Bisa Kamu Tiru
Teori sistem dunia ini merupakan teori yang dikembangkan oleh Immanuel Wallerstein. Teori ini berpendapat bahwa untuk memahami ketidaksetaraan global, kita perlu melihat system dunia sebagai satu kesatuan unit analisis, bukan hanya negara-negara secara indiovidu. Di dalam teori ini, dunia dibagi ke dalam tiga bagian yakni Core, Semi-Periphery, dan Periphery. Pada bagian pertama yakni Core, negara-negara yang berada dalam kategori Core memiliki ciri-ciri
• Berfokus kepada keterampilan tinggi.
• Produksi yang padat modal dan teknologi yang melimpah.
• Tenaga kerja yang terampil dengan gaji tinggi.
• Pemerintahan yang kuat dan stabil.
Adapun negara-negara yang menduduki peringkat core diantaranya seperti negara-negara di Eropa Barat yakni Jerman dan Prancis. Kemudian ada Amerika Serikat, Jepang, juga Kanada.
Adapun Semi-Periphery atau semi-pinggiran merupakan negara-negara yang menempati posisi menengah dalam hierarki. Negara-negara ini memiliki karakteristik campuran antara Core dan Periphery. Negara dengan Tingkat ini biasanya memiliki cenderung mengeksploitasi negara-negara Periphery namun disatu sisi ia juga dieksploitasi oleh negara-negara Core. Ciri-ciri Semi-Periphery diantaranya
• Memiliki ekonomi campuran.
• Potensi teknologinya masih cenderung bergantung kepada negara-negara Core.
• Tenaga kerja campuran.
• Pemerintahannya relatif kuat dan stabil