kalimantan-timur

PPU Fest 2025 Siap Digelar: Panggung Budaya, Ekonomi Kreatif, dan Semangat Nusantara Menyatu di Penajam

Jumat, 15 Agustus 2025 | 15:44 WIB

PENAJAM – Sorotan akan kembali tertuju ke Lapangan Panglima Sentik. PPU Fest 2025, festival tahunan kebanggaan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), siap digelar pada 1 hingga 4 Juli mendatang dengan persiapan yang telah menyentuh angka 80 persen. Hiruk-pikuk persiapan tampak kian intens, dari pemasangan panggung utama hingga penataan booth UMKM yang terus dikebut.

“Alhamdulillah, persiapan sudah 80 persen. Besok kita sudah mulai eksekusi lapangan,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU, Andi Israwati Latief.

Tahun ini menandai edisi ketiga PPU Fest sejak digulirkan pertama kali pada 2023. Namun, alih-alih mengulang formula lama, penyelenggara justru terus menyuntikkan warna baru di setiap helatannya. Salah satu yang paling ditunggu tahun ini adalah Parade Nusantara—panggung budaya yang akan menampilkan representasi suku-suku yang hidup berdampingan di wilayah PPU.

“Setiap tahun kami hadirkan nuansa berbeda. Tahun ini kami angkat tema keberagaman budaya melalui Parade Nusantara, agar masyarakat bisa melihat kekayaan budaya yang hidup di sekitar mereka sendiri,” ujar Andi.

PPU Fest bukan semata urusan pertunjukan seni. Festival ini telah menjelma sebagai ruang kolektif bagi pelaku budaya, komunitas seni, hingga pengusaha lokal untuk menampilkan karya dan potensi terbaik mereka.

Rangkaian kegiatan akan dibuka secara resmi dengan pertunjukan tari tradisional khas daerah. Selanjutnya, panggung akan diisi oleh penampilan artis lokal, komunitas budaya, serta pelajar dan seniman dari berbagai penjuru PPU. Dari pagi hingga malam, Lapangan Panglima Sentik akan menjadi pusat interaksi budaya, hiburan, dan ekonomi rakyat.

Tak ketinggalan, pelaku UMKM dan sektor ekonomi kreatif akan ikut ambil bagian dalam festival ini. Disbudpar menggandeng pelaku usaha dari 17 subsektor ekonomi kreatif, mulai dari kuliner, kriya, fashion, hingga pertunjukan musik dan teater.

“Kami ingin masyarakat merasakan bahwa PPU Fest bukan hanya milik pemerintah atau seniman, tapi milik semua orang. Ini momen untuk tumbuh bersama,” kata Andi.

Menariknya, tahun ini PPU Fest tidak hanya menjadi magnet di level lokal. Sebanyak 10 kabupaten dan kota se-Kalimantan Timur dijadwalkan hadir, termasuk perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Ini sekaligus menjadi sinyal bahwa PPU Fest mulai diperhitungkan sebagai agenda budaya regional yang patut disorot. 

“Target kami bukan hanya pengunjung ramai, tapi juga membawa nama PPU lebih dikenal secara nasional. Budaya lokal kita luar biasa kaya, tinggal bagaimana kita mengemasnya,” tutur Andi dengan optimis.

Dengan hitungan hari menuju pembukaan, PPU Fest 2025 bersiap menyambut ribuan pengunjung yang haus hiburan, rindu budaya, dan lapar akan cita rasa lokal. Di tengah geliat pembangunan dan perubahan zaman, PPU Fest menjadi pengingat: bahwa akar budaya adalah identitas yang harus terus disirami, dirawat, dan dirayakan—dengan cara yang menyenangkan. (kim/adv)

Tags

Terkini