kalimantan-timur

Petani Babulu Rayakan Hasil Bumi, Bupati Mudyat Tegaskan Komitmen PPU Jadi Penyangga Pangan

Senin, 18 Agustus 2025 | 14:30 WIB

PENAJAM – Di tengah hamparan sawah yang menguning, aroma panen terasa kental di Desa Gunung Intan, Kecamatan Babulu, Senin (18/8/2025). Suasana syukuran panen padi menjadi lebih istimewa dengan hadirnya Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor, yang turut merayakan hasil kerja keras para petani.

Tak sekadar menghadiri, Bupati Mudyat hadir membawa pesan penting: ketahanan pangan bukan slogan, tapi tanggung jawab bersama. Dalam sambutannya, ia menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para petani yang tetap konsisten menggarap lahan, meski harus berjibaku dengan tantangan cuaca ekstrem, keterbatasan pupuk, dan alat produksi yang belum memadai. 

“Ini bukan hanya soal panen, ini tentang keteguhan hati petani. Tentang bagaimana mereka menjaga perut daerah ini tetap kenyang. Pemerintah akan terus hadir, bukan hanya saat panen, tapi juga saat mereka membutuhkan dukungan,” ujar Mudyat tegas. 

Kecamatan Babulu memang bukan wilayah sembarangan. Dengan hamparan lahan subur dan semangat petani yang tinggi, wilayah ini digadang-gadang menjadi salah satu lumbung pangan utama di Kalimantan Timur. Tak heran, Mudyat menyebut Babulu sebagai "jantung pangan PPU" yang potensinya harus terus dimaksimalkan.

Pemerintah daerah, kata Mudyat, tengah mendorong pemanfaatan teknologi pertanian modern, akses permodalan yang lebih mudah, serta pemberdayaan kelompok tani agar pertanian tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang.

“PPU harus siap menjadi penyangga pangan bagi Ibu Kota Nusantara (IKN). Dan itu dimulai dari desa-desa seperti Gunung Intan. Dari petani-petani yang hari ini kita rayakan hasil kerjanya,” tambahnya. 

Acara syukuran berlangsung hangat dan sederhana, namun sarat makna. Dimulai dengan doa bersama, dilanjutkan diskusi santai soal masa depan pertanian, dan ditutup dengan makan bersama hasil bumi lokal—nasi, sayur segar, ikan asin, dan sambal buatan ibu-ibu tani.

Tokoh masyarakat, perangkat desa, dan kelompok tani menyambut baik kehadiran Bupati. Bagi mereka, ini bukan hanya soal protokoler, tapi bukti bahwa suara petani masih didengar.

“Kami senang Bupati hadir langsung. Kami ingin irigasi kami diperbaiki, pupuk lebih mudah didapat, dan lahan-lahan tidur bisa dibuka kembali,” ungkap salah satu petani, Pak Sarjan, sambil menikmati nasi panen bareng rekan-rekannya. 

Lebih dari sekadar seremoni, syukuran panen ini adalah pengingat bahwa kekuatan pangan sebuah daerah lahir dari kebersamaan. Dari tangan-tangan yang kotor oleh lumpur, tapi memberi makan begitu banyak mulut.

Pemerintah daerah dan petani kini berjalan beriringan. Dengan komitmen dan gotong royong yang terus diperkuat, Penajam Paser Utara tak hanya menanam padi—tapi juga menanam harapan. (bs/adv)

Tags

Terkini