PROKAL.co, BALIKPAPAN- Di tengah semangat dan meriahnya peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, ada semangat yang tak kalah berkobar dan menggelora. Suara sirine, semangat penyelamatan, dan kolaborasi lintas bangsa yang menyatu di Kawasan Industri Kariangau, Balikpapan. Dari tanggal 14 hingga 17 Agustus 2025 lalu, ajang Indonesian Mining Emergency Response Community (IMERC) menyulap area pelatihan milik Garuda Rescue Nusantara (GRN) menjadi medan laga para penyelamat tangguh dari berbagai penjuru Indonesia bahkan hingga Australia.
Bukan sekadar lomba. Bukan pula sekadar simulasi. IMERC 2025 adalah panggung uji nyali dan kompetensi di bawah tekanan nyata. Dalam atmosfer yang penuh ketegangan dan solidaritas, sebanyak 18 tim penyelamat menghadapi tantangan penyelamatan di segala medan. Dari tebing tinggi, reruntuhan bangunan, jalan raya, hingga ruang sempit dan perairan dalam.
“Ini bukan kompetisi biasa. Fasilitas di sini benar-benar mendekati kondisi nyata. Realistis, brutal, dan luar biasa efektif menguji skill para rescuer,” puji Sue Steele, perwakilan dari MERC Australia, organisasi yang menjadi panutan IMERC. Ia menyebut standar tinggi sebagai kunci: bukan sekadar piala, tapi soal menyelamatkan nyawa.
Hal itu diamini oleh Adri Thanada, Ketua Panitia sekaligus pimpinan Yayasan GRN. “Setiap nyawa adalah harga mati. Standar tinggi bukan pilihan, tapi keharusan,” ujarnya.
Namun IMERC bukan hanya soal keahlian teknis. Di sela gemuruh kompetisi, UMKM lokal Balikpapan ikut unjuk gigi. Siomay sehat dan kopi khas Kalimantan jadi favorit di antara para penyelamat dan penonton. Total, lebih dari 1.000 pengunjung datang setiap hari, sementara lebih dari 20.000 pemirsa menyaksikan melalui kanal YouTube GRN.
Tak main-main, acara ini digerakkan oleh lebih dari 300 kru dari tukang kayu, teknisi, petugas kebersihan, hingga operator digital semua bergerak untuk menghadirkan pengalaman IMERC yang berkelas dunia.
Momen paling menggugah mungkin terjadi di hari terakhir, tepat 17 Agustus 2025. Di bawah atap merah berbentuk sayap Garuda, semua peserta dan panitia berhenti sejenak bukan untuk briefing, tapi untuk mengikuti upacara peringatan kemerdekaan RI. Bendera Merah Putih berkibar di tengah arena penyelamatan, disambut hormat dari para penyelamat, juri, dan penonton.
Usai upacara, pertarungan terakhir pun digelar: Firefighter Combat Challenge dan Individual Skill Test, menutup rangkaian lomba yang telah mempertemukan teknik, ketegasan, dan keberanian selama empat hari.
Di malam penutupan, sorak sorai menyambut PT Freeport Indonesia sebagai juara umum, disusul PT Cipta Kridatama dan PT Berau Coal. Namun sorotan khusus juga mengarah ke tim tamu dari Australia, Northern Star Resources, yang tak hanya naik podium di kategori Road Crash Rescue dan Confined Space Rescue, tapi juga menyabet gelar Best Team Safety.
“Ajang ini bukan cuma tentang keterampilan. Ini tentang membangun jembatan kemanusiaan lintas negara,” ujar Marissa Rouse, Kapten Northern Star Resources.
Adri Thanada menutup dengan apresiasi menyentuh. “Kalian semua adalah pemenang sejati. Setiap keringat yang kalian teteskan, adalah pondasi ketangguhan bangsa," katanya.
Dalam sesi penutupan, Brigjen TNI Marsekal Edy Prakoso dari Basarnas mengingatkan bahwa IMERC bukan hanya ajang seru-seruan. “Kebutuhan akan tim tanggap darurat makin kompleks. Inilah saatnya kita memperkuat kesiapan, bukan nanti, tapi sekarang,” ujarnya.
Senada, Hendra Gunawan dari Kementerian ESDM melihat filosofi IMERC selaras dengan semangat HUT RI ke-80. “Angka 80 dalam desain resmi kemerdekaan menggambarkan koneksi tanpa ujung. Sama seperti IMERC menyatukan latihan, tantangan, dan aksi berbagi dalam satu harmoni untuk negeri,” katanya.