kalimantan-timur

Dukung Bupati PPU Jaga Stabilitas Daerah, Harimudin Rasyid Serukan Kedewasaan Berdemokrasi dan Tidak Merusak

Senin, 1 September 2025 | 21:47 WIB

PENAJAM – Di tengah suasana sosial yang tengah hangat dan dinamis, suara bijak datang dari salah satu tokoh yang tak asing di kancah politik lokal Penajam Paser Utara (PPU). Harimudin Rasyid, Ketua Tim Sukses Kabupaten PPU, menyatakan dukungan penuhnya terhadap langkah-langkah strategis yang telah diambil oleh Bupati PPU, Mudyat Noor, dalam menjaga stabilitas daerah.

Namun bukan sekadar dukungan formal. Dalam pertemuan yang digelar pada Senin (1/9/2025) di Kantor Bupati, Harimudin membawa pesan yang lebih dalam: seruan untuk tetap waras dalam menyampaikan suara.

“Aspirasi itu hak setiap orang, tapi bukan berarti boleh melukai. Boleh menyuarakan pendapat, tapi tidak dengan merusak. Itu yang tidak kita harapkan,” ujarnya, dengan nada yang lebih mengajak ketimbang menghakimi.

Ia menyayangkan jika ruang demokrasi yang seharusnya menjadi kanal peradaban justru berubah menjadi arena amarah yang merusak. Menurutnya, PPU harus menunjukkan kualitas yang berbeda—bukan dengan membungkam, tapi dengan menyampaikan aspirasi secara santun, ilmiah, dan bertanggung jawab. 

Sebagai bagian dari kawasan strategis Ibu Kota Nusantara (IKN), PPU memikul beban dan kehormatan yang tidak kecil. Harimudin menekankan, bukan hanya pemerintah, tapi setiap warga PPU memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga ketenangan wilayah.

“Wilayah kita ini jadi sorotan nasional. Maka dari itu, kita tidak boleh terpancing. Justru harus jadi contoh bahwa daerah kecil pun bisa dewasa dalam menyikapi situasi,” ucapnya.

Ia juga mengingatkan bahwa apa yang telah dibangun dengan susah payah selama puluhan tahun, bisa hilang dalam sekejap jika masyarakat terjebak pada tindakan destruktif.

“Pembangunan ini kita perjuangkan bertahun-tahun. Sayang kalau karena emosi sesaat, semuanya rusak begitu saja,” lanjutnya. 

Tidak hanya bicara kepada masyarakat, Harimudin juga menyentil para pemangku kekuasaan, khususnya di legislatif. Menurutnya, kerendahan hati dan sikap sederhana dari para wakil rakyat menjadi penting di tengah meningkatnya sensitivitas sosial.

“Kalau ada arogansi, itu bisa menimbulkan kecemburuan sosial. Wakil rakyat harus tetap membumi. Rakyat itu ingin merasa dekat, bukan hanya saat pemilu,” katanya dengan nada serius.

Ia berharap, para tokoh daerah bisa menjadi teladan—bukan hanya di panggung rapat, tapi juga di tengah kehidupan sehari-hari. Memberikan contoh bagaimana menyikapi perbedaan dengan kepala dingin, dan menjaga ketertiban dengan kebersamaan. 

Pernyataan Harimudin ini sejalan dengan hasil rapat koordinasi besar yang digelar sehari sebelumnya oleh Bupati Mudyat Noor dan jajaran Forkopimda, tokoh agama, tokoh adat, serta perwakilan masyarakat lainnya. Pertemuan tersebut menegaskan komitmen kolektif untuk menolak kekerasan, anarkisme, dan segala bentuk perusakan.

“Kami mendukung penuh tindakan TNI dan Polri untuk bertindak profesional. Hukum harus ditegakkan, tapi kedamaian juga harus terus dijaga,” ujar Harimudin, mengulang kembali pesan yang sudah menjadi konsensus bersama. 

Apa yang disampaikan Harimudin bukanlah retorika semata. Di tengah situasi yang mudah terpicu oleh disinformasi, ego sektoral, dan dinamika sosial-politik, suara yang menyerukan kedewasaan justru terasa paling penting.

Halaman:

Tags

Terkini