PENAJAM — Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memastikan kesiapan armada, peralatan, dan personel untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala BPBD PPU, Sukadi Kuncoro, mengatakan kondisi curah hujan yang mulai meningkat menjadi keuntungan dalam menjaga ketersediaan sumber air.
“Sekarang ini sudah musim penghujan. Walaupun BMKG memprediksi masih kemarau basah, hujan terus turun dan sumber air tercukupi. Kalau kemarau itu yang kami khawatirkan sumber air, tapi alhamdulillah, hasil pantauan kami aman,” ujarnya, Senin (11/8/2025).
Meski hujan turun, BPBD tetap mengantisipasi potensi karhutla terutama di kawasan rawan seperti Giri Purwa yang memiliki sekitar 50 hektare lahan gambut. Wilayah lain seperti Nenang dan Babulu relatif lebih aman karena lahan gambut di sana sudah banyak ditanami kelapa sawit dan dikelola masyarakat.
Kuncoro menjelaskan, kesiapsiagaan ini telah dikoordinasikan bersama perusahaan pemegang izin HPH dan perkebunan.
Selain itu, apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi juga digelar untuk memastikan seluruh perlengkapan dan pasukan dalam kondisi siap.
“Peralatan siap, armada siap, semuanya siap,” tegasnya.
Dalam penanganan karhutla, BPBD PPU didukung oleh Manggala Agni, Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP), Polres, Kodim 0913/PPU, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) beserta Unit Pelaksana Teknis (UPT), serta perusahaan swasta.
Kuncoro kembali mengingatkan warga agar tidak membakar lahan atau hutan.
“Membakar hutan itu ada pasal dan undang-undangnya, ada tindak pidana. Jangan sampai terkena sanksi hukum,” katanya.
Ia menambahkan, BPBD berwenang pada upaya pemadaman, sementara penindakan terhadap pelaku pembakaran menjadi kewenangan aparat penegak hukum. (kim/adv)