PENAJAM - Petani di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mulai mengubah pola tanam dari cara tradisional ke sistem serempak. Wakil Ketua Komisi II DPRD PPU, Sujiati menyebut pergeseran pola ini membawa dampak positif terhadap produktivitas pertanian.
“Dulu petani lebih sering menanam sendiri-sendiri, sekarang sudah bergeser ke pola tanam serempak. Ini berkat edukasi bersama, ditambah adanya jaminan mulai dari alat mesin pertanian hingga harga serapan,” kata Sujiati, Jumat (5/9/2025).
Pola tanam serempak, menurutnya, dilakukan dalam bulan yang sama dengan harapan panen juga bisa berlangsung bersamaan. Dengan cara ini, pengendalian hama lebih mudah, penggunaan alat pertanian lebih efisien, dan biaya produksi petani dapat ditekan.
“Selain itu, pasar juga lebih mudah diatur. Kalau panen bareng, harga gabah bisa distabilkan pemerintah. Sejak harga gabah dipatok Rp6.500 per kilogram, keluhan petani semakin jarang terdengar,” ujarnya.
Saat ini, sekitar 70 persen petani di PPU sudah menerapkan pola tanam serempak. Pemerintah daerah pun telah menetapkan siklus hingga tiga kali tanam dalam setahun untuk mempercepat produktivitas.
“Kalau cuaca bagus, pupuk tersedia, air cukup, dan pasarnya jelas, petani pasti mau mengikuti pola serempak. Ini penting karena PPU sedang digadang-gadang sebagai lumbung pangan Kalimantan Timur,” tegas Sujiati.
Ia berharap pemerintah terus hadir memberikan dukungan di sektor pertanian. Selain mendorong peningkatan hasil produksi, keberpihakan itu juga diharapkan mampu menjawab persoalan-persoalan yang masih dihadapi petani. “Tujuan akhirnya jelas, kita ingin petani sejahtera,” pungkasnya. (d12)