kalimantan-timur

Harapan Baru Penyintas Kusta di Dusun Harapan Jaya, Melawan Stigma dengan Kesempatan Hidup yang Lebih Layak

Senin, 22 September 2025 | 23:31 WIB
JANGAN MENYERAH: Tim pengabdian untuk masyarakat dari Universitas Mulawarman hadir ke Dusun Harapan Jaya, melihat langsung dan turut berperan terhadap penyintas kusta.

 

Stigma melekat pada penyakit kusta seringkali lebih menyakitkan daripada penyakit itu sendiri. Bagi banyak orang, "kusta" masih sering dipandang dengan rasa takut. Padahal, penyakit itu bisa disembuhkan jika ditangani dengan tepat.

TIM pengabdian masyarakat Universitas Mulawarman melang sungkan penyuluhan kesehatan di Dusun Harapan Jaya, Desa Sanggulan, Loa Janan, Kukar. Puluhan warga, termasuk penyintas kusta dan keluarga mereka berkumpul di sebuah balai sederhana, belajar tentang pentingnya perawatandiri.

Puluhan penyintas kusta menerima dukungan melalui program pengabdian masyarakat Unmul yang didukung Kemenristekdikti. Menyentuh berbagai aspek, mulai kesehatan, pelatihan perawatan diri, hingga distribusialat rehabili tasi, guna menunjang kemandirian.

Sejumlah alat bantu disalurkan, di antaranya kaki palsu, sepatu dan sandal khusus drop foot, kacamata pelindung debu, alat bantu hingga tongkat bantu jalan, tak lupa juga set perawatan diri yang terdiri dari batu apung, minyak zaitun, minyak goreng, handuk kecil dan baskom air tempat merendam kaki atau tangan.

Bantuan itu diharapkan mampu mendukung mobilitas dan aktivitas sehari-hari penyintas kusta yang mengalami kecacatan. Ketua Tim Pengabdian Dr dr Rahmat Bakhtiar menegaskan pentingnya dukungan tersebut. "Alat itu sederhana, tapi bermakna besar," ujarnya. "Mereka bisa lebih mandiri dan tidak merasa terpinggirkan," ujarnya di Samarinda.

Dusun Harapan Jaya sendiri merupakan permukiman relokasi penderita kusta sejak ditutupnya Rumah Sakit Kusta Tenggarong pada 2004. Hingga kini, warga masih menghadapi keterbatasan fisik serta stigma sosial.

Selain bantuan fisik, warga juga dibekali pelatihan perawatan diri untuk mencegah luka dan infeksi. Dalam kegiatan itu, peserta belajar cara sederhana menjaga kesehatan, mulai merendam kaki, mengoleskan minyak, hingga menggunakan batu apung untuk menghaluskan kulit mati. "Banyak yang belum tahu bahwa perawatan sederhana bisa mencegah luka semakin parah," jelas Ns Mayusef Sukmana selaku anggota tim pengabdian.

Peserta pelatihan juga mendapat paket perawatan berisi batu apung, minyak zaitun, minyak goreng, handuk kecil, hingga baskom air. Menurut salah satu anggota tim pengabdian Krispinus Duma, edukasi juga penting untuk menurunkan stigma.

"Jika masyarakat paham, mereka tidak lagi takut atau menjauhi penyintas kusta," tegasnya. Program itu tidak hanya menekankan aspek kesehatan, tetapi juga mendorong pemberdayaan sosial agar warga lebih percaya diri.

"Kegiatan itu bukan hanya memberikanalat, tetapi juga mem- beri semangat. Kami ingin mereka bisa kembali berdaya dan produktif," sambung Rahmat. Warga setempat juga turut mengapresiasi kegiatan tersebut karena menurutnya sangat efektif, terlebih dalam meningkatkan rasa percaya diri pengidap kusta.

"Selama ini merekamerasa terabaikan. Dengan adanya perhatian seperti itu, warga jadi lebih percaya diri," ujar salah satu penyintas. Melalui program berkelanjutan, Dusun Harapan Jaya perlahan bertransformasi. Dari sekadar dusun relokasi, kini wilayah tersebut tumbuh menjadi komunitas yang berdaya, sekaligus bukti bahwa penyintas kusta berhak mendapat kesempatan hidup layak seperti warga lainnya. (dra)

Terkini