kalimantan-timur

Kopi Luwak, Kopi Termahal Produk dari Sebuah Situasi Keterpaksaan Akibat Penjajahan Belanda

Minggu, 28 September 2025 | 12:00 WIB
Kampung Kopi Luwak di Desa Prangat Baru, Marangkayu (Istimewa)

Asal muasal Kopi Luwak memiliki kaitan yang sangat erat dan langsung dengan periode penjajahan Belanda di Indonesia.

Kopi luwak pada dasarnya adalah produk dari sebuah situasi keterpaksaan dan larangan yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Yuk cek asal muasal Kopi Luwak dan kaitannya dengan penjajahan Belanda.


1. Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel)


Kopi Luwak pertama kali muncul pada abad ke-18 di pulau Jawa dan Sumatra, di mana pemerintah kolonial Belanda mulai membuka perkebunan kopi skala besar. Sistem yang digunakan saat itu adalah Cultuurstelsel (Sistem Tanam Paksa), di mana masyarakat pribumi dipaksa menanam komoditas ekspor, termasuk kopi, untuk keuntungan Belanda.

2. Larangan Konsumsi Kopi bagi Petani Lokal

Inti permasalahan yang melahirkan Kopi Luwak adalah: Para petani pribumi yang bekerja di perkebunan kopi dilarang keras memetik biji kopi untuk konsumsi mereka sendiri.

Kopi yang dipanen seluruhnya harus diserahkan kepada administrasi Belanda untuk diekspor. Para petani yang sangat menginginkan untuk mencicipi hasil jerih payah mereka kemudian mencari cara untuk mendapatkan biji kopi tanpa melanggar larangan tersebut.

3. Penemuan Biji Kopi dari Kotoran Luwak

Para petani kemudian menemukan bahwa ada sejenis musang liar lokal yang disebut Luwak (Paradoxurus hermaphroditus) atau Asian Palm Civet. Hewan ini gemar memakan buah kopi yang paling matang.

Karena sistem pencernaan Luwak tidak mencerna biji kopi, biji tersebut dikeluarkan lagi bersama kotorannya dalam kondisi utuh. Para petani lantas mengumpulkan biji kopi yang masih terbungkus cangkang tipis dari kotoran Luwak tersebut.

Biji kopi itu kemudian dibersihkan, dicuci, dikeringkan, dan disangrai secara rahasia untuk dikonsumsi sendiri. Inovasi dan penemuan Kopi Luwak lahir murni dari larangan dan keinginan masyarakat lokal untuk mencicipi kopi, yang merupakan dampak langsung dari kebijakan kolonial Belanda.

4. Pengakuan Kualitas Unik

Lambat laun, kabar mengenai rasa kopi yang unik dan konon lebih halus dari biji kopi biasa yang dipanen secara normal, sampai ke telinga para pemilik perkebunan Belanda. Mereka tertarik dan akhirnya ikut mengonsumsi kopi yang diproses dari kotoran Luwak tersebut. Kopi ini kemudian menjadi komoditas mahal dan langka, yang disukai oleh para bangsawan Eropa karena keunikannya.

Ya, asal muasal Kopi Luwak terjadi karena penjajahan Belanda. Kebijakan kolonial berupa larangan bagi petani pribumi untuk menikmati kopi telah mendorong inovasi yang berbasis pada kebutuhan dan pengetahuan lokal, menciptakan produk kopi yang kini dikenal sebagai salah satu yang termahal di dunia. (*)

Terkini