kalimantan-timur

Puncak Sastraloka Tirtonegoro Foundation 2025, Mengalir dari Ingatan Silam Menuju Cakrawala Zaman

Selasa, 14 Oktober 2025 | 10:46 WIB
AGENDA: Asep Juanda (kiri) dan Rahmad Azazi Rhomantoro pada puncak Sastraloka Tirtonegoro Foundation 2025, Minggu, 12 Oktober 2025 di Amphiteater Edupark Samarinda. (ISTIMEWA)

Dialog ini menghadirkan dua narasumber, Wuri Handayani dan Nella Putri Giriani, dengan Rega Armella sebagai moderator. Ketiganya merupakan sosok aktif dalam pengembangan sastra dan teater di provinsi ini

Dalam diskusi tersebut, para narasumber membahas keterlibatan perempuan dalam dunia sastra dan teater di Kaltim, termasuk berbagai tantangan yang dihadapi, seperti keterbatasan waktu, produktivitas, serta minimnya ruang yang mewadahi kegiatan kreatif perempuan.

Mereka juga menyoroti peralihan dari ranah sastra ke akademik yang sering kali menimbulkan kesulitan dalam menjaga keseimbangan antara karya kreatif dan tulisan ilmiah.

Para pembicara menegaskan bahwa banyak langkah dapat dilakukan agar perempuan tetap produktif berkarya, di antaranya membangun kebiasaan menulis secara rutin, menyalurkan keresahan sehari-hari ke dalam karya sastra, memanfaatkan teknologi dan kecerdasan buatan, serta aktif bergabung dalam komunitas literasi dan teater.

Baca Juga: Puncak SastraLoka 2025 di Samarinda, Event Monumental Sastra Kaltim  

Selain itu, karya-karya sastra perempuan Kalimantan Timur dinilai memiliki potensi besar dalam menyuarakan isu-isu sosial, lingkungan, dan pemberdayaan.

Salah satu contoh yang diangkat adalah karya Korrie Layun Rampan melalui novel Perjuangan, yang menyoroti perlawanan perempuan terhadap modernitas yang merusak lingkungan-karya yang dianggap masih relevan hingga kini.

Rahmad Azazi Rhomantoro, penggagas Sastraloka 2025, menyampaikan apresiasi atas partisipasi para peserta dan kontribusi narasumber.

“Melalui lokakarya seperti ini, kami berupaya menumbuhkan kembali kesadaran sastra di Kaltim. Puisi bukan sekadar karya, tetapi ruang refleksi dan pembacaan terhadap kehidupan. Harapannya, Sastraloka dapat menjadi wadah berkelanjutan bagi para penulis muda dan sastrawan daerah,” ujarnya. (*)

Halaman:

Tags

Terkini