kalimantan-timur

Sastraloka Tirtonegoro Foundation 2025, Beber Trik Penulisan Cerpen hingga Puisi 

Selasa, 14 Oktober 2025 | 16:25 WIB
DIMINATI: Sastraloka Tirtonegoro Foundation 2025 menghadirkan lokakarya penulisan cerpen pada Jumat, 10 Oktober 2025. (ISTIMEWA)

Ia juga menambahkan pentingnya ekspresi tubuh dalam memperkuat adegan, serta menganjurkan untuk menghindari pengulangan informasi yang sudah dijelaskan dalam narasi.

MENYELAMI TUBUH DAN RUH PUISI

Dalam rangkaian Sastraloka Tirtonegoro Foundation 2025, juga digelar Lokakarya Penulisan Puisi yang menghadirkan Novan Leany sebagai narasumber utama.

Lokakarya bertema “Korrie dan Membaca Tragedi dalam Tubuh Puisi” ini berlangsung di Samarinda dan diikuti puluhan peserta dari berbagai komunitas sastra di Kaltim.

Dalam paparannya, Novan Leany, menekankan menulis puisi bukan sekadar bermain kata, melainkan juga menyelami tubuh dan ruh puisi.

Ia mengutip pandangan Iman Budhi Santosa bahwa menulis puisi itu tidak sulit, tetapi menjadi penyair tidak gampang. Menurutnya, penyair sejati adalah mereka yang mampu menggali pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual dari kehidupan individual maupun sosialnya.

Baca Juga: Pemkot Samarinda Terus Jalankan Program GENTING untuk Tekan Angka Stunting

Novan menjelaskan, kekuatan puisi lahir dari kesadaran terhadap bahasa, bunyi, imaji, dan makna. Ia menguraikan berbagai unsur penting dalam puisi seperti diksi, pengimajian, tema, perasaan, nada, dan suasana, yang semuanya berpadu untuk membangkitkan pengalaman emosional pembaca.

“Puisi yang baik bukan hanya enak dibaca, tetapi juga meninggalkan gema di dalam diri,” ujarnya.

Ia juga memperkenalkan berbagai teknik penulisan seperti akrostik, pararima, naratif, dan aliterasi, lengkap dengan contoh karya dari penyair nasional seperti Aan Mansyur, Rustam Effendi, dan Goenawan Mohamad, serta karya penyair Kaltim, Korrie Layun Rampan.

Novan menekankan pentingnya metafora, personifikasi, simile, dan repetisi dalam memperkaya bahasa dan memperdalam makna puisi.

Dalam konteks lokal Kaltim, Novan mengajak peserta untuk lebih berani menulis puisi dengan menggali imajinasi kultural daerah, seperti kehidupan tepian sungai, hutan, ritual adat, dan kisah masyarakat pesisir.

Baca Juga: Satpol PP Samarinda Siapkan Penertiban Bangunan di Kelurahan Baqa

Rahmad Azazi Rhomantoro, penggagas Sastraloka 2025, menyampaikan apresiasi atas partisipasi para peserta dan kontribusi narasumber.

“Melalui lokakarya seperti ini, kami berupaya menumbuhkan kembali kesadaran sastra di Kaltim. Puisi bukan sekadar karya, tetapi ruang refleksi dan pembacaan terhadap kehidupan. Harapannya, Sastraloka dapat menjadi wadah berkelanjutan bagi para penulis muda dan sastrawan daerah,” ujarnya. (*)

Halaman:

Tags

Terkini