kalimantan-timur

Kronologi Memilukan Enam Anak Tenggelam di Kubangan Kilometer 8 Balikpapan, Ketua RT 37: Empat Korban Posisi Berangkulan

Rabu, 19 November 2025 | 07:31 WIB
RDP di Kantor DPRD Balikpapan, Selasa (18/11). (foto: wawan/prokal)

 

BALIKPAPAN — Tragedi tenggelamnya enam anak di kubangan Kilometer 8 Kelurahan Graha Indah dan berdekatan dengan perumahan Grand City Balikpapan menjadi sorotan serius. Sehari setelah insiden memilukan itu, Komisi III DPRD Balikpapan langsung menggelar rapat dengar pendapat (RDP) untuk menggali kronologi sekaligus meminta pertanggungjawaban. Rapat berlangsung di ruang gabungan DPRD Balikpapan, Selasa (18/11), dihadiri perwakilan OPD, pihak kelurahan, hingga pengurus RT.

Dalam forum tersebut, Ketua RT 37 Graha Indah, Andi Firmansyah, menjelaskan bahwa kubangan yang merenggut nyawa enam anak itu terbentuk dari aktivitas pengerukan lahan beberapa waktu lalu. Galian sedalam sekitar 10 meter itu kemudian ditimbun kembali ke arah permukiman, namun meninggalkan cekungan besar berisi lumpur hidup setinggi lebih dari satu meter.

“Kalau dilihat dari atas, airnya bening seperti genangan biasa. Karena itu anak-anak sering bermain di sana, apalagi setelah hujan,” tutur Andi. 

Ia menceritakan, pada sore terjadinya insiden, tujuh anak berada di sekitar lokasi. Enam di antaranya turun ke kubangan untuk mandi, tertarik oleh kejernihan air yang mereka anggap dangkal. Nyatanya, bagian bawah kubangan merupakan lumpur dalam yang langsung menyeret tubuh anak-anak itu. 

Hanya satu anak, si bungsu berusia empat tahun, yang tidak ikut mandi. Dialah yang kemudian berlari pulang dan memberi tahu orang tuanya bahwa kakak dan teman-temannya tenggelam. Informasi tersebut menjadi alarm pertama bagi warga yang langsung menuju lokasi.

“Biasanya mereka hanya bermain air, tidak sampai mandi,” ucap Andi. Jarak rumah para korban yang hanya sekitar 500 meter membuat area tersebut mudah dijangkau dan kerap menjadi tempat mereka bermain setelah pulang mengaji.

Yang makin membuat warga terpukul, empat dari enam korban ditemukan dalam posisi berangkulan. Diduga mereka saling berusaha menolong saat terperosok ke dalam lumpur. “Itu pemandangan yang sangat menyayat hati,” kata Andi dengan nada berat.

RDP berlangsung cukup emosional. Banyak pihak menilai tragedi ini tak semestinya terjadi andai lokasi perumahan ditangani dengan benar. Ddiberi pengamanan serta imbauan larangan bermain dan berenang sejak awal. 

Tags

Terkini