kalimantan-timur

BPBD Balikpapan Ajak Masyarakat Tingkatkan Kesiapsiagaan di Tengah Intensitas Hujan Tinggi  

Sabtu, 29 November 2025 | 07:50 WIB

PROKAL.co, BALIKPAPAN- Memasuki periode hujan lebat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mitigasi dini di lingkungan masing-masing. BPBD menilai keterlibatan warga menjadi kunci untuk menekan risiko bencana, terutama di kawasan padat penduduk dan wilayah rawan, baik banjir maupun longsor.

Kepala UPT Penanggulangan Bencana Daerah (PBD) Wilayah Balikpapan Kota, Nadia Anggraeni Suparjan, menyampaikan bahwa perubahan cuaca yang cepat membuat kesiapsiagaan warga menjadi faktor penentu. Menurutnya, pengawasan pemerintah tidak akan optimal tanpa partisipasi aktif masyarakat dalam memantau kondisi lingkungan sekitar.

“Mitigasi bencana bukan sekadar reaksi saat kejadian, tetapi kemampuan masyarakat membaca tanda-tanda awal dan melakukan langkah pencegahan sederhana. Hal ini sangat membantu mengurangi risiko,” ujar Nadia.

Nadia mencontohkan sejumlah wilayah berbukit seperti Telagasari dan Prapatan. Di area ini, gejala seperti retakan tanah, genangan air tidak biasa, atau perubahan struktur halaman rumah sering diabaikan. Padahal, tanda-tanda kecil itu bisa menjadi peringatan awal longsor yang membutuhkan penanganan segera. “Warga harus peka. Retakan kecil atau tanah yang mudah bergerak bukan hal sepele. Laporkan ke petugas agar bisa dicek. Respons cepat bisa mencegah bencana lebih besar,” jelasnya.

Selain itu, Nadia menyoroti pentingnya gotong royong dalam pencegahan banjir. Di wilayah rawan genangan seperti Beler dan Damai, penyumbatan saluran air sebagian besar disebabkan sampah rumah tangga, bukan karena kapasitas drainase. “Rutin membersihkan selokan dan saluran kecil di lingkungan masing-masing sangat membantu. Sampah plastik dan sisa rumah tangga sering menjadi penyebab utama,” tambahnya.

BPBD juga mengingatkan warga mengenai potensi kebakaran di kawasan padat seperti Klandasan Ilir dan Klandasan Ulu. Instalasi listrik tidak standar, kabel sambungan berlebihan, serta lupa mematikan peralatan elektronik sering menjadi pemicu utama. “Kebakaran bisa dicegah dengan memperhatikan hal-hal dasar, seperti memastikan instalasi listrik aman dan tidak menumpuk stop kontak. Pencegahan jauh lebih efektif daripada penanganan,” tegas Nadia.

Ia menekankan bahwa mitigasi berbasis masyarakat merupakan pendekatan paling efektif menghadapi cuaca ekstrem. “Bencana bisa terjadi kapan saja. Dengan warga yang peduli dan rajin memantau lingkungan, potensi kerugian bisa ditekan. Ini kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kota tetap aman,” pungkasnya.

Tags

Terkini