TANAH GROGOT- Menanggapi rencana Pemerintah Kabupaten Paser yang berencana mengembangkan sport tourism menjelang penyelenggaraan Porprov, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Paser, Abdul Aziz menilai langkah tersebut tidak sepenuhnya keliru, asalkan memiliki prosedur dan perencanaan yang matang.
Namun, ia memberikan catatan keras terkait penggunaan anggaran. “Harus hati-hati. Jangan sampai anggaran yang katanya untuk mengembangkan sport tourism malah menjadi menghambur-hamburkan anggaran,” tegasnya.
Aziz mengingatkan bahwa seluruh venue olahraga yang dibangun untuk Porprov akan membutuhkan biaya perawatan besar setelah acara selesai. Ia mencontohkan Piala Dunia 2022 di Qatar yang menggunakan konsep venue bongkar–pasang untuk menghindari biaya pemeliharaan jangka panjang.
Terkait sektor perhotelan, Aziz menyatakan bahwa pertumbuhannya tidak bisa hanya bergantung pada event olahraga, yang sifatnya temporer.
“Untuk pengembangan investasi khususnya hotel, yang dibutuhkan adalah konektivitas dan menjadikan Paser sebagai kota tujuan wisata sekaligus hiburan. Kalau Paser hanya menjadi kota perlintasan, maka investasi hotel tidak dapat berkembang,” jelasnya.
Aziz menegaskan bahwa Paser harus mampu menghadirkan daya tarik berbasis entertainment agar lebih kompetitif dalam menarik investor dan meningkatkan aktivitas ekonomi daerah, melampaui sekadar status sebagai kota perlintasan. (ran/vie)