TARAKAN – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tarakan membeberkan sejumlah faktor yang menyebabkan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) di beberapa titik sering mengalami kerusakan. Menurut Kepala Seksi Prasarana Dishub Tarakan, Denny Sukma Permana, kerusakan paling banyak disebabkan oleh faktor alam, terutama pada wilayah dengan banyak pepohonan.
Faktor Alam: Gesekan Ranting dan Cuaca Ekstrem
Denny menjelaskan bahwa salah satu penyebab dominan kerusakan PJU adalah gesekan kabel jaringan dengan ranting atau dahan pohon.
"Kerusakan PJU umumnya terjadi karena kabel jaringan bergesekan dengan ranting atau dahan pohon. Lama-kelamaan, gesekan itu membuat kabel terkikis dan robek. Saat kondisi lembap atau terkena embun, kabel yang rusak bisa menimbulkan korsleting dan menyebabkan kerusakan sistem," jelas Denny, Kamis (16/10).
Selain itu, faktor cuaca ekstrem juga menjadi penyebab utama. Hujan berkepanjangan dan sambaran petir sering kali memicu gangguan pada instalasi PJU.
"Kalau hujan terus menerus, pagi sampai malam, air bisa masuk ke bagian sensitif dan menimbulkan konslet," ujarnya.
Denny menambahkan, faktor teknis juga berpengaruh terhadap umur pakai PJU. Beberapa komponen bisa rusak lebih cepat dari masa pakainya karena menahan beban listrik berlebih atau akibat arus pendek yang berulang.
"Kadang alatnya rusak sebelum waktunya karena sering menahan beban atau arus pendek," katanya.
Fluktuasi daya listrik juga kerap menjadi penyebab lain yang tak kalah penting. Daya yang naik turun atau tidak stabil dapat merusak komponen elektronik pada sistem penerangan, dan gangguan ini sulit diprediksi.
Lebih lanjut, Dishub Tarakan sejauh ini terus melakukan pemeliharaan rutin serta pemeriksaan di lapangan untuk mencegah gangguan serupa. Ia berharap masyarakat turut membantu menjaga fasilitas penerangan jalan dengan tidak merusak maupun mengutak-atik jaringan yang terpasang.
Tujuannya agar PJU tetap berfungsi optimal dalam menunjang keamanan dan kenyamanan pengguna jalan di Tarakan. (*)
