• Minggu, 21 Desember 2025

Harga Beras di Tarakan Melebihi HET, Pedagang Alasan Biaya Distribusi yang Tinggi

Photo Author
- Rabu, 29 Oktober 2025 | 08:45 WIB
Ilustrasi pedagang beras.
Ilustrasi pedagang beras.

 

TARAKAN – Harga komoditas beras di sejumlah pasar tradisional di Tarakan masih dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Kenaikan harga ini disebut bukan karena keinginan pedagang, melainkan sulitnya menutup tingginya biaya logistik dan transportasi ke wilayah kepulauan.

Dari pantauan langsung di lapangan, harga beras medium di pasaran mencapai sekitar Rp 15.000 per kg, melampaui HET yang dipatok pemerintah sebesar Rp 14.000 per kg. Sementara itu, beras premium dijual pada kisaran Rp 16.000 per kg, di atas HET-nya yang sebesar Rp 15.400 per kg.

Abas, salah seorang pedagang beras di Pasar Tenguyun, menjelaskan bahwa tingginya biaya distribusi dari daerah produsen seperti Jawa dan Sulawesi menjadi faktor utama.

"Biaya transportasi pengiriman dari Jawa dan Sulawesi cukup tinggi, dilema kalau mau diturunin, inikan kendala dari dulu," ujar Abas pada Senin (27/10).

Menurutnya, harga jual di atas HET merupakan upaya pedagang untuk menutup biaya tambahan yang tak terhindarkan selama proses pengiriman barang.

“Kalau kami paksakan jual sesuai harga eceran, modalnya gak nutup. Harga dari distributor saja sudah tinggi karena biaya kapal dan bongkar. Kita pedagang hanya ikut arus,” keluhnya.

Keluhan serupa datang dari Wanda, pedagang di Pasar Gusher, yang menjual beras medium di kisaran Rp 15.000 per kg. Ia menekankan bahwa selama ini pedagang hanya menerima arahan tanpa adanya solusi konkret untuk menekan mahalnya biaya pengiriman barang. "Selama ini kan hanya arahan dan teguran, tapi solusi belum ada," kata Wanda.

Para pedagang berharap pemerintah dapat memberikan solusi nyata, seperti subsidi biaya distribusi atau bantuan logistik khusus untuk wilayah kepulauan seperti Tarakan, agar harga beras dapat lebih stabil.

"Harus dicarikan solusi agar pedagang tidak selalu menjadi pihak yang disalahkan," pungkas Wanda. (*wld)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

X