kalimantan-utara

Edukasi Masyarakat Cara Mengenali Uang Rupiah Palsu Melalui 3D

Kamis, 24 Oktober 2019 | 14:00 WIB

Selain menerima penukaran uang lusuh, rusak maupun uang pecahan kecil, Tim Kas Keliling Bank Indonesia (BI) selama mengunjungi wilayah yang masuk kategori 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) juga memberikan edukasi kepada masyarakat bagaiamana cara mengenali uang rupiah palsu melalui cara 3D (dilihat, diraba, diterawang), sebagai upaya mencegah menjadi korban penipuan transaksi jual-beli menggunakan uang palsu.

 

JANURIANSYAH

 

SETELAH menyelasaikan kegiatan di Nunukan dan Sebatik, Tim Kas Keliling Bank Indonesia (BI) melajutkan perjalanan menuju wilayah 3T menggunakan KRI Ajak, yakni Pulau Bunyu.

Tiba di perairan Pulau Bunyu pada Sabtu (19/10), Tim Kas Keliling BI langsung bergerak menggunakan speedboat. Ini dikarenakan KRI Ajak tidak bisa merapat ke dermaga karena kedalamannya kurang. Hujan deras dan gelombang setinggi setengah meter menjadi penghambat Tim Kas Keliling BI yang dikawal petugas KRI Ajak untuk merapat ke dermaga Pulau Bunyu.

Tiba di Pulau Bunyu, Tim Kas Keliling BI langsung mengunjungi SMP Negeri 1 Bunyu, di sekolah tersebut diberikan edukasi kepada pelajar bagaimana cara mengenali uang rupiah palsu, antusias terlihat dari pelajar yang mengikuti kegiatan kali ini sebagai upaya mencegah menjadi korban penipuan transaksi jual-beli menggunakan uang rupiah palsu.

“Sangat bagus, kita jadi mengetahui bagaimana ciri-ciri uang palsu, ternyata dengan menggunakan metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) saja kita sudah bisa membedakan ini uang rupiah palsu atau tidak,” tutur pelajar SMP Negeri 1 Bunyu, Pasha Vertina.

Dalam kegiatan tersebut, Tim Kas Keliling BI menjelaskan bahwa ciri-ciri uang rupiah asli terutama uang kertas, di mana uang kertas memiliki ciri khusus mulai bahan baku dibuat menggunakan kertas khusus yang berbahan serat kapas, memiliki benang pengaman, memiliki tanda air (watermark) dan ciri-ciri khusus lainnya yang sulit untuk ditiru.

Tim Kas Keliling BI juga memberikan gambaran lebih gampang dalam membedakan uang rupiah palsu dan uang rupiah asli, yakni dengan menggunakan cara 3D.

“Edukasi ini sangat bagus bagi pelajar, dengan adanya informasi yang disampaikan oleh Tim Kas Keliling ini, pelajar bisa memberikan informasi kepada keluarga, kerabat dan teman-temannya tentang bagaimana cara membedakan uang rupiah asli dan uang rupiah palsu,” tutur Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bunyu, Eko Setiowati.

Usai memberikan edukasi mengenai uang palsu dan kegiatan Kas Keliling di Pulau Bunyu, Tim Kas Keliling BI melanjutkan perjalanan menggunakan KRI Ajak menuju Pulau Derawan. Butuh waktu sekitar 12 jam akhirnya Tim Kas Keliling BI tiba di perairan Pulau Derawan pada Minggu (20/10).

Tidak adanya dermaga untuk KRI Ajak dapat merapat, membuat Tim Kas Keliling BI kembali menggunakan speedboat sebagai transportasi menuju pulau yang menjadi salah satu ikon wisata di Kabupaten Berau ini. Untuk bisa tiba di Pulau Derawan tidaklah mudah, Tim Kas Keliling BI yang dikawal oleh petugas KRI Ajak harus berjibaku dengan hujan deras dan gelombang dengan tinggi sekitar 1 meter.

Tiba di pulau dengan luas 44,6 hektater tersebut, Tim Kas Keliling BI kembali melakukan kegiatan serupa yakni menerima penukaran uang lusuh, rusak maupun uang pecahan kecil dan memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana cara mengenali uang rupiah palsu.

Alhamdulillah, kita sangat terbantu dengan adanya kegiatan kas keliling yang dilaksanakan oleh BI ini, kita harapkan kegiatan ini bisa terus ada terutama mendekati Idulfitri, di mana disini kebutuhan akan uang sangat tinggi,” tutur Andi.

Halaman:

Tags

Terkini