Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan terus komitmen untuk memperlancar akses transportasi darat bagi masyarakat di daerah hulu Sungai Kayan menuju Tanjung Selor Ibu Kota Kalimantan Utara (Kaltara).
Hal itu terlihat dari pembangunan dua jembatan penghubung dari tiga kecamatan di daerah hulu Sungai Kayan ke Tanjung Selor, yakni Jembatan Sungai Baratan dan Jembatan Sungai Nyelung. Pembangunan dua jembatan ini ditargetkan tuntas sebelum akhir tahun 2024.
Baca Juga: Dari Konsultasi Publik Penyusunan RPJPD Kaltara, Jadi Acuan Keberlanjutan Pembangunan
“Insya Allah ketika tidak ada kendala, pembangunan Jembatan Baratan dan Jembatan Nyelung ini selesai sebelum akhir 2024,” ujar Syarwani, Bupati Bulungan.
Khusus untuk pembangunan Jembatan Baratan itu mulai dikerjakan sejak 2023 dengan anggaran Rp 7 miliar. Kemudian dilanjutkan pada 2024 dengan niai Rp 2,3 miliar. Sehingga total yang disiapkan hingga konstruksi aspal termasuk oprit di kedua sisinya sekitar Rp 9,3 miliar.
“Pembangunan jembatan ini dilakukan secara bertahap, secara fungsional ketika tidak ada kendala Agustus 2024 sudah bisa dilewati,” katanya. Sementara untuk Jembatan Sungai Nyelung yang terletak di Desa Long Sam, Kecamatan Tanjung Palas Barat, tahun ini mulai dikerjakan kegiatan fisiknya.
“Saya harap awal tahun ini sudah terselesaikan administrasinya, mulai dari penyediaan hingga kontrak. Sehingga memiliki waktu cukup panjang untuk pengerjaan hingga tuntas 100 persen tahun ini,” katanya.
Pembangunan Jembatan Sungai Nyelung ‘disuntikkan’ anggaran Rp 15 miliar, dengan struktur dasar abutment (substruktur yang berada di ujung bentang jembatan) dengan lantai jembatan bailey atau rangka baja pra-fabrikasi yang bersifat portable.
“Dari segi kontruksi tetap menggunakan abutment dengan kontruksi bentang jembatan bailey yang dilaksanakan. Namun tetap bisa dilalui dengan aman oleh masyarakat yang melewati karena mampu menopang kendaraan lebih dari 10 ton,” sebutnya.
Menurutnya, meski konstruksi jembatan tidak bersifat permanen, hal tersebut merupakan langkah cepat yang dilakukan Pemkab Bulungan sesuai kemampuan keuangan yang ada.
Bupati menambahkan, jika pembangunan jembatan permanen struktur rangka baja dengan kemampuan menopang beban hingga 20 ton membutuhkan anggaran sekitar Rp 32 miliar. Tapi secara fungsional dengan struktur bailey, penggunaan jembatan sangat layak dilewati.
“Ketika nantinya ada cukup anggaran untuk melanjutkan ke konstruksi baja, struktur bailey jembatan ini bisa kita pindahkan ke tempat lain,” katanya. Prinsipnya, langkah capat yang dilakukan adalah upaya agar memperlancar akses masyarakat di 3 kecamatan di daerah hulu Sungai Kayan. Ia mengaku yakin bahwa pekerjaan ini bisa selesai sesuai target yang telah ditetapkan. (iwk/har)