kalimantan-utara

Siswa SD Meninggal Diduga Karena Dipukul Kawan Sekelas, Ini Penjelasan Sekolah

Rabu, 6 November 2024 | 11:02 WIB
SDN 024 Kota Tarakan.

MI, bocah SD meninggal dunia setelah sempat koma 10 hari. Menurut keterangan orangtua korban, sebelum koma dan meninggal dunia, MI dipukul kawan sekelasnya. Pihak sekolah tempat MI menempuh pendidikan yaitu SDN 024 Kota Tarakan, menyatakan sudah ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah.

Kepala SDN 024 Tarakan Siti Masitah saat dikonfirmasi tak membantah jika ada pemukulan yang dialami oleh MI. "Memang benar dan itu terjadi pada saat jam pelajaran berlangsung. Berdasarkan keterangan anak yang melakukan pemukulan, diduga terjadi karena adanya rebutan kursi," katanya.

Baca Juga: Koma 10 Hari, Siswa Kelas 2 SD di Tarakan Meninggal Dunia, Diduga Karena Dipukul Teman Sekelas

"Kejadiannya spontan dan saat itu wali kelas sedang mengajar juga di dalam kelas. Bahkan tidak ada keributan juga di dalam kelas saat kejadian. Pelaku spontan memukul korban dan korban saat itu cuma diam," katanya.

Kemudian lanjut Siti Masitah, setelah korban menjalani perawatan intensif, pihak sekolah sempat memanggil kedua orangtua siswa. Saat itu kedua orangtua korban dan pelaku sepakat mediasi. Kemudian ada beberapa kesepakatan antar kedua belah pihak yang sudah disetujui.

"Orangtua korban butuh bantuan biaya, dan orang tua pelaku siap membantu dengan catatan jika ada bukti pembayaran," katanya. Kedua belah pihak juga sepakat bahwa apabila orangtua korban ingin meminta bantuan, tidak harus dilakukan dengan paksaan.

Pihak sekolah sendiri sempat mengunjungi korban beberapa kali saat dirawat di rumah sakit. Bahkan pada saat korban masuk rumah di bulan September lalu, ia mendapati MI sudah berada di Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

"Saya sempat tanya-tanya ke dokternya karena ada tuntutan biaya dari pihak korban," tuturnya. Dari pihak sekolah sendiri juga sudah memberikan bantuan berupa uang tunai. Kemudian pihaknya juga mencari tahu terkait penyakit yang dialami MI, apakah dikarenakan pemukulan atau adanya penyakit lain. 

"Dari asisten dokter itu katanya ada bawaan penyakit jadi bukan karena pemukulan itu. Mungkin penyakitnya baru muncul pas ada pemukulan itu," bebernya. Terkait semua kejadian tersebut, dari pihak sekolah tidak pernah menutupi fakta yang ada. Bahkan ia sendiri sudah melaporkan hal ini ke Dinas Pendidikan Kota Tarakan bahkan meminta bantuan ke Baznas Tarakan. "Sudah saya sampaikan ke Dinas Pendidikan, karena disana ada Satgas. Semua sudah saya temui dan laporkan," tutupnya. (zar)

 

 

Terkini