• Senin, 22 Desember 2025

Koma 10 Hari, Siswa Kelas 2 SD di Tarakan Meninggal Dunia, Diduga Karena Dipukul Teman Sekelas

Photo Author
- Rabu, 6 November 2024 | 09:59 WIB
 HASIL RONTGEN : Ibu korban memperlihatkan hasil rontgen kepala korban
HASIL RONTGEN : Ibu korban memperlihatkan hasil rontgen kepala korban

 

Seorang siswa SD berinisial MI berusia 8 tahun dan duduk dibangku kelas 2 SD, meninggal dunia (5/11). Orang tua korban menduga, MI meninggal akibat dipukul teman sekelasnya. Adapun kejadian pemukulan MI Dari teman sekelasnya terjadi pada Agustus 2024 lalu. Sejak itu MI kerap kali keluar rumah sakit untuk menjalani perawatan.

"Saat itu anak saya pulang sekolah dan saya tanya kenapa bajunya robek, terus dibilang kalau ditarik temannya dan dipukul," kata Susilwati, ibu korban. Saat itu MI bercerita kepadanya bahwa ia dipukul di bagian mata kiri. Setelah kejadian pemukulan itu, MI kemudian mengalami pembengkakan pada mata bagian kiri.

Baca Juga: Siswa SD Meninggal Diduga Karena Dipukul Kawan Sekelas, Ini Penjelasan Sekolah

Ia pun sempat membawa anaknya ke puskesmas untuk dirawat. Namun saat itu pembengkakan di mata MI tidak kunjung sembuh dan ia pun membawa anaknya lagi ke berobat ke salah satu dokter dan dilakukan tindakan operasi.

"Operasi itu di akhir Agustus karena mau dikeluarkan cairan berupa nanah yang ada di matanya," ungkapnya.

Baca Juga: Waspada..!! Ternyata Ditemukan di Tarakan, Produk Latiao Asal China Ditarik Peredarannya

Setelah dioperasi, kondisi MI sudah mulai membaik dan saat itu masih menjalani rawat jalan. Kemudian di bulan September kondisi kesehatan MI menurun dan sempat dilakukan perawatan intensif di salah satu rumah sakit yang ada di Tarakan. Saat itu MI didiagnosa mengalami penyumbatan cairan pada bagian kepala.

Baca Juga: Katanya untuk Program Swasembada Pangan, Tanah Bumbu Usulkan Cetak Sawah 2.280 Hektare


Kemudian berdasarkan hasil rontgen CT Scan yang didapat dari rumah sakit, penyakit yang dialami oleh MI dikarenakan dampak dari pemukulan di bagian kepalanya. Sebelum meninggal dunia, MI mengalami koma selama 10 hari sebelum kepergiannya. Saat itu, MI rencananya akan dirujuk untuk menjalani operasi di Surabaya namun tiba-tiba kondisi koma.

"Saa itu kata dokter naik lagi cairan nanah dan campur darah ke kepalanya," imbuhnya.

Baca Juga: Tes Urine ASN Pemprov Kaltara, Ini yang Ditemukan BNNP Kaltara

 

Dari rangkaian kejadian itu, ia kecewa dengan sikap orangtua dari anak yang memukul MI. Kedua belah pihak sendiri sempat bertemu di sekolah dan dilakukan mediasi oleh pihak sekolah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X