TENGGARONG – Sebanyak 901 warga binaan Lapas Kelas IIA Tenggarong menerima remisi umum pada peringatan HUT ke-80 RI, Minggu (17/8/2025). Sedangkan 1.054 warga binaan lainnya mendapat remisi dasawarsa. Dari jumlah tersebut, 12 orang langsung menghirup udara bebas.
Kepala Lapas Tenggarong, Suparman, menjelaskan remisi umum terbagi dalam dua kategori. RU I berupa pengurangan masa pidana, sementara RU II berarti narapidana langsung bebas karena masa hukumannya selesai setelah dikurangi remisi.
“Pada RU 17 Agustus 2025, kami mengusulkan 901 orang narapidana, dengan rincian 872 orang memperoleh RU I dan 29 orang memperoleh RU II,” jelas Suparman.
Hal yang sama berlaku pada Remisi Dasawarsa. RD I diberikan kepada narapidana yang masih menjalani pidana pokok, sedangkan RD II diberikan kepada narapidana yang masa hukumannya selesai setelah mendapat remisi tersebut.
“Remisi adalah hadiah dari pemerintah bagi narapidana yang memenuhi syarat. Pemberian remisi juga bagian dari rangkaian kenegaraan memperingati HUT RI. Prosesnya dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia sebagai simbol keadilan dan penghargaan terhadap upaya perbaikan diri,” tambah Suparman.
Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Aulia Rahman Basri turut hadir dalam penyerahan remisi ini bersama wakilnya, Rendi Solihin dan Forkopimda. Ia menyebut pemberian remisi harus dimaknai bukan hanya sebagai penghargaan negara, tetapi juga cerminan keberhasilan pembinaan di dalam lapas.
“Remisi umum dan remisi dasawarsa hari ini membuktikan bahwa warga binaan punya kesempatan memperbaiki diri. Mereka yang langsung bebas tadi sudah kami temui, dan sudah bisa kembali berkumpul dengan keluarga serta masyarakat,” ujar Aulia.
Dalam kesempatan ini, Aulia dan Rendi juga mengapresiasi berbagai program pembinaan yang berjalan di Lapas Tenggarong, mulai dari kerajinan tangan, ukiran kayu, hingga usaha bakery yang dikelola warga binaan perempuan. Lapas juga tengah mengembangkan program ketahanan pangan dengan menggandeng pihak ketiga.
“Tadi kami melihat langsung hasil karya, ada kursi ukiran yang sangat bagus, ada juga program bakery. Bahkan lapas memperluas pembinaan ke sektor ketahanan pangan, hasil panen warga binaan langsung dibeli pihak ketiga untuk kesejahteraan mereka,” ujarnya.
Selain itu, Aulia menilai pembinaan keagamaan juga sangat positif. “Tahun lalu ada warga binaan yang khatam Al-Qur’an, tahun ini juga kembali dilaksanakan. Luar biasa pembinaan di sini. Insya Allah, warga binaan yang keluar nantinya bisa lebih produktif, berdaya, dan diandalkan di masyarakat,” sebutnya.
Orang nomor satu di Kukar ini menegaskan bahwa Pemkab Kukar akan terus mendukung proses pembinaan di lapas, mengingat sebagian besar warga binaan berasal dari Kukar.
“Tadi disampaikan, 80 persen warga binaan di sini adalah masyarakat Kukar. Karena itu Pemkab akan terus membersamai lapas dalam membina mereka. Kami juga menyampaikan selamat kepada seluruh petugas lapas, karena fungsi dan peran mereka sangat mulia,” tutup Aulia. (moe)