lifestyle

Forest Bathing Bagian dari “Healing”, Menghilangkan Stres dan Menjaga Kesehatan Mental

Senin, 25 Maret 2024 | 07:47 WIB
MENYATU DENGAN ALAM: Berjalan merupakan bagian dari sistem relaksasi. Namun, hal yang makin banyak digandrungi adalah berjalan di alam, baik gunung atau hutan.


 

 

“Bermain-main” dengan alam memang mampu melepaskan penat. Terlebih ke tempat yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Ruang terbuka hijau, gunung, atau hutan. Banyak orang menyebutnya forest bathing, yang beberapa tahun ke belakang cukup menyedot perhatian.

 

      ALAM memberikan kehidupan bagi manusia. Bagi sebagian orang, hutan bak jadi tempatnya menyegarkan pikiran. Forest bathing berasal dari bahasa Jepang, yaitu shinrin yoku, artinya perasaan terkoneksi dengan alam sekitar.

Beberapa orang menyebut forest bathing sebagai terapi. Kini, banyak orang dan para ahli menyarankan terapi itu dilakukan. Melakukan forest bathing bukan tentang menghasilkan keringat yang banyak di hutan. Namun, merasakan sensasi alam. Menggunakan indra penglihatan, pendengaran, penciuman untuk menikmati alam sekitar. Seperti yang kerap dilakukan Farezatul Firdaus. Menurutnya, sebagai kegiatan yang positif dan menenangkan, banyak manfaat yang bisa didapatkan. “Menelurusi jalan setapak, menghindari ranting yang jatuh. Namun, itu adalah sensasinya. Apalagi dilakukan bersama kerabat atau keluarga. Dapat udara segar, enggak dengar bising kendaraan. Kalau kata ustaz, nikmat Tuhan mana yang kau dustakan,” ungkapnya. 

Dia meyakini, hutan juga bisa menjadi "media" berekspresi. Mengembangkan kreativitas. "Memang membutuhkan tenaga yang lebih. Sama seperti keinginan, usaha dan tekad yang kuat harus dijalani. Hasilnya pasti indah. Begitu juga hutan atau gunung. Jalannya naik-turun, licin. Namun, rasakan setelah sampai di tempat terbaiknya, pasti membuat senang. Secara otomatis imun naik, stres hilang, muncul kebahagiaan," ungkapnya. Dari berjalan di hutan pula dia mendapat banyak ilmu dan manfaat. Lebih menghargai alam dan kehidupan yang ada di dalamnya. 

“Kalau kata anak zaman sekarang itu healing-lah ya. Tapi healing-nya ke hutan. Kalau sekarang itu mungkin lebih banyak orang bicara soal mental health. Jalanlah ke hutan, karena itu alam adalah bagian dari menangani mental health yang sering melanda anak muda atau pekerja generasi milenial,” imbuhnya. (dra/k16)

Tags

Terkini