Memasuki usia 20-an, saat ini banyak kalangan muda yang sering bertanya ke diri sendiri tentang bagaimana tujuan hidup, kesuksesan yang sulit dikejar, dan pertanyaan tentang apakah ia sudah berada dijalan yang sesuai dan benar. Fase itu dinamakan dengan Quarter Life Crisis, suatu fenomena yang sering dialami para generasi muda saat memasuki kehidupan dewasa, rata-rata terjadi pada usia 20-an keatas. Quarter life crisis terjadi di tengah-tengah tekanan media sosial, ekspetasi terhadap karir, dan tuntutan sosial mulai dari lingkup terdekat dsb.
Menurut artikel dari Siloam Hospitals, Quarter Life Crisis merupakan fase psikologis yang dialami oleh individu berusia rata-rata antara 20-30 tahun, di mana seseorang merasa bingung, tertekan, cemas, atau kehilangan arah dalam hidup. Fase ini bukanlah gangguan mental, tetapi jika tidak ditangani dengan baik, akan berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan emosional.
Adapun gejala-gejala umum yang merujuk pada fase Quarter Life Crisis seperti rasa cemas yang berlebihan, overthingking, terjebak dengan kebingungan terhadap banyaknya pilihan, rasa takut gagal, perasaan yang stuck dalam kesedihan, rasa hilang arah terhadap tujuan hidup dan masa depan, sering membandingkan kesuksesan diri sendiri dengan orang lain, selalu merasa insecure saat ingin memulai sesuatu atau saat performa, dan selalu merasa tidak puas dengan pencapaian atau pekerjaan diri sendiri.
Hal tersebut pastinya mempunyai sebab utama,
Pertama adanya suatu tekanan sosial serta ekspetasi yang tinggi mulai dari lingkungan keluarga ataupun sekitar, sehingga kamu merasa cemas dan takut jika ekspetasi tersebut tidak berjalan dengan sesuai.
Kedua, saat memasuki fase peralihan kehidupan, seperti dunia sekolah, perkuliahan, pekerjaan, dan pernikahan, hal tersebut akan membuatmu sangat bingung dan ovt akan pertanyaan ke diri sendiri tentang “bagaimana caranya? dan membuat pikiran overwhelming untuk memulai ulang setiap fase yang berbeda.
Ketiga, adanya Ketidakpastian finansial dan karier, pada saat ini tentu ada banyak jenjang karier dengan cakupan yang begitu luas sehingga membuatmu bingung dalam memilih kerjaan yang sesuai pashion dan didampingi juga dengan adanya kendala finansial sehingga membuatmu harus mengalami fase ketidakseimbangan dan ketidakpastian akan pekerjaan serta finansial yang dibutuhkan.
Dan keempat, adanya efek Media sosial, kehadiran media sosial menjadi sumber yang akan menyebabkan perbandingan tidak sehat terhadap diri sendiri dikarenakan pada platform tersebut digunakan sebagai tempat mengabadikan atau memamerkan suatu pencapaian setiap orang.
Jika kamu mengalami fase Quarter Life Crisis, kamu mengatasi fase itu agar tidak berdampak buruk kedepannya. Caranya ialah, Pertama kamu perlu belajar mengenali dirimu sendiri secara lebih dalam serta berikan validasi positif terhadap perasaan sendiri agar tidak larut dengan perasaan negatif. Kedua, tentukan prioritas serta tujuan kecil yang lebih realistis. Ketiga, kurangi waktu penggunaan sosial media agar tidak ke distract dengan pencapaian orang lain.
Fase Quarter Life Crisis perlu kamu pelajari lebih bijak untuk menghadapinya karena hal tersebut merupakan bagian penting untuk menuju pendewasaan agar memiliki kestabilan emosional dan mental positif dalam menjalankan fase berikutnya. Jika fase ini membuatmu larut dalam dampak negatif, jangan ragu untuk meminta profesional ya! Ingat, fase ini adalah titik awal agar kamu mengenali diri sendiri secara mendalam. (Zahwa Maghfira)