lifestyle

Persaingan Hidup Ekstrem, Bayi Burung Ini Bunuh Saudaranya untuk Bertahan Hidup

Rabu, 1 Oktober 2025 | 12:55 WIB
Bayi burung betet (parrots) membuang telur saingannya agar bertahan hidup.

Bayi burung dari spesies tertentu, termasuk beberapa jenis burung betet (parrots), memiliki perilaku yang dikenal sebagai siblicide obligat (pembunuhan saudara yang wajib) atau kawin paksa.

Namun, pada burung betet, perilaku ini umumnya bukan untuk membuang telur, melainkan untuk membunuh atau menyingkirkan anak burung (piyikan) lain yang telah menetas agar ia menjadi satu-satunya yang bertahan hidup dan mendapatkan seluruh sumber daya makanan.

Sifat Agresif pada Bayi Burung Betet

Perilaku ini didorong oleh persaingan ekstrem dalam mendapatkan makanan dan perhatian dari induk.

1. Siblicide Obligat


Siblicide obligat terjadi pada beberapa spesies burung di mana persaingan saudara sangat intens dan biasanya hanya satu anakan yang ditakdirkan untuk bertahan hidup, bahkan ketika makanan melimpah.

Faktor Ukuran dan Waktu Menetas: Karena telur diletakkan dan menetas secara bertahap, biasanya ada perbedaan usia dan ukuran yang signifikan antara anak pertama dan anak terakhir. Anak yang menetas lebih awal (yang lebih besar dan kuat) akan secara agresif memonopoli makanan, mencegah yang lebih kecil mendapatkan nutrisi.

Mekanisme Penyingkiran: Pada beberapa jenis burung, anak yang lebih besar akan mendorong saudaranya keluar dari sarang atau mematuknya hingga mati. Pada kasus betet, ini bisa terjadi melalui dominasi fisik yang parah, yang menyebabkan kematian saudaranya karena kelaparan atau cedera.

2. Pada Spesies Betet


Meskipun perilaku membuang telur (atau anak yang baru menetas) dikenal secara luas pada burung seperti beberapa jenis elang atau burung camar, perilaku persaingan yang fatal juga terjadi pada beberapa spesies burung betet, terutama yang memiliki keterbatasan sumber daya di habitat mereka.

Perilaku agresif yang terjadi seringkali:

Mencakup Mematuk (Beaking): Bayi betet yang dominan akan mematuk dan menyerang saudaranya yang lebih kecil.

Monopoli Makanan: Anak yang lebih besar memosisikan diri sedemikian rupa sehingga hanya ia yang menerima makanan dari induk, menyebabkan saudaranya mati kelaparan.

Jadi, meskipun istilah "membuang telur saingan" lebih akurat untuk beberapa spesies pemangsa lainnya, gagasan dasarnya benar: anak burung betet (atau beberapa spesies lain) dapat bertindak secara agresif, seringkali secara fatal, terhadap saudara kandungnya untuk menghilangkan persaingan dan memastikan kelangsungan hidupnya sendiri dengan memonopoli sumber daya. (*)

Terkini