samarinda

Samarinda Siapkan Moda Transportasi Kereta Api, Sebuah Langkah Strategis Atasi Kemacetan dan Tingkatkan Konektivitas

Indra Zakaria
Kamis, 12 Desember 2024 | 14:00 WIB
PEMAPARAN. Pemkot Samarinda baru saja menggelar pemaparan studi kelayakan untuk pembangunan kereta api, Selasa (10/12).

PROKAL.CO, Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan status Samarinda sebagai kota penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), kebutuhan akan sistem transportasi umum yang lebih efisien semakin mendesak.

Menyikapi hal ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda merencanakan pembangunan sistem transportasi berbasis kereta api, yang diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi permasalahan transportasi yang ada.

Proyek ini akan melengkapi rencana pengadaan Bus Rapid Transit (BRT), namun yang menarik, moda transportasi berbasis rel ini diharapkan bisa menjadi alternatif yang lebih modern dan ramah lingkungan.

"Sudah saatnya Samarinda memiliki transportasi umum modern. Selain BRT, kereta api ini bisa menjadi opsi yang efektif ke depannya," ujar Wali Kota Samarinda, Andi Harun.

Pembangunan kereta api di Samarinda, meskipun menjanjikan, bukan tanpa tantangan. Dalam studi kelayakan (Feasibility Study/FS) yang dilakukan pada Selasa (10/12/2024), terungkap bahwa biaya pembangunan rel kereta ini diperkirakan mencapai Rp 8 triliun.

Anggaran sebesar ini tentu menjadi kendala utama, mengingat APBD Kota Samarinda saat ini hanya mencapai Rp 5,6 triliun.

Bahkan, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda, Hotmarulitua Manalu, menambahkan bahwa biaya Rp 8 triliun yang dihitung sejauh ini hanya mencakup pembangunan rel kereta, tanpa memperhitungkan biaya pengadaan unit kereta api itu sendiri.

"Memang biayanya sangat besar, namun perencanaan ini sudah terintegrasi dengan rencana pembangunan IKN dan wilayah sekitarnya," ujar Hotmarulitua.

Tantangan Anggaran dan Solusi Pembiayaan

Menurut Andi Harun, meskipun proyek ini sangat ideal, tantangan terbesar yang dihadapi adalah keterbatasan anggaran daerah.

Pemkot Samarinda berencana untuk menggandeng Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan pemerintah pusat guna memastikan kelangsungan proyek ini.

"Kami akan menyiapkan perencanaannya terlebih dahulu, sementara strategi pembiayaan akan dibahas lebih lanjut dengan Pemprov Kaltim," jelas Andi Harun.

Proyek kereta api ini diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan yang sudah mulai mengganggu mobilitas masyarakat.

Menurut perkiraan, sekitar 525 orang per hari akan menggunakan kereta api ini setelah beroperasi, meskipun jumlah tersebut masih jauh dari ideal dalam hal kelayakan finansial.

Meskipun begitu, Andi Harun menekankan pentingnya langkah ini sebagai langkah awal menuju transportasi masa depan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Halaman:

Tags

Terkini