samarinda

Tirtonegoro Foundation Samarinda Hadirkan Madistra, Membahas AI dan Masa Depan Sastra

Faroq Zamzami
Senin, 24 Februari 2025 | 09:36 WIB
DISKUSI: Malam Diskusi Seni dan Sastra gelaran Tirtonegoro Foundation di Mahakam Lampion Garden, Samarinda, Sabtu, 22 Februari 2025 malam (ISTIMEWA)

PROKAL.CO, SAMARINDA– Sabtu, 22 Februari 2025. Suasana malam di Mahakam Lampion Garden, terasa lebih syahdu dari biasanya.

Di bawah cahaya lampion yang berpendar lembut, suara obrolan dan lantunan musik sape berpadu menciptakan atmosfer yang akrab.

Malam itu, Tirtonegoro Foundation kembali menghadirkan Madistra: Malam Diskusi Seni dan Sastra.  Sebuah ruang diskusi yang sejak 2021 menjadi wadah bertemunya para pemikir, seniman, dan sastrawan.

Baca Juga: Festival Vokasi Satu Hati 2025 Siapkan Talenta Muda Masuki Era Elektrifikasi

Tema utama malam itu adalah "Buku Pegangan Mencari Kerja", karya Dadang Ari Murtono, yang masuk dalam nominasi Buku Sastra Pilihan Tempo 2024.

Diskusi dipandu oleh Novan Leany, menghadirkan perbincangan santai namun mendalam.

"Menulis dengan tema urban dan AI (kecerdasan buatan) ternyata lebih rumit dari yang saya bayangkan. Seharusnya bisa selesai dalam satu bulan, tapi saya justru menghabiskan satu tahun," ungkap Dadang, membuka sesi diskusi dengan refleksi pribadinya.

Diskusi semakin memanas ketika Inui, seorang birokrat dari Perpustakaan Kota Samarinda, mengajukan pertanyaan tentang masa depan sastra dengan penggunaan AI. "Apakah ada pasarnya?" tanyanya.

Baca Juga: Fitur Canggih dan Innovatif Ciptakan Kenyamanan Berkendara Bikers Yamaha Fazzio Rooling City Samarinda

Dadang mengangguk. "Pasarnya ada, tapi akan selalu ada perdebatan. Sastra yang dikendalikan AI seringkali jatuh ke dalam pola pragmatis yang semena-mena," jawabnya dengan nada serius.

Rahmad Azazi Rhomantoro, pendiri Tirtonegoro Foundation, turut menegaskan pentingnya diskusi semacam ini. 

"Madistra bukan sekadar diskusi, tapi juga jembatan bagi masyarakat untuk memahami seni dan sastra dari sudut pandang yang lebih luas. Buku ini menawarkan perspektif baru yang perlu dibaca dengan pendekatan yang lebih distingtif," ujarnya.

Tak hanya diskusi, acara ini juga diramaikan dengan penampilan musik sape dari Opit dan Keisya, serta tarian dari TBM Iqro dan TBM Rumah Bintang Kreatif, musikalisasi puisi Rega Armella.

Baca Juga: Lolos Seleksi, 7 Siswa Siap Melesat di Astra Honda Racing School 2025

Halaman:

Tags

Terkini