Hadirin yang datang berasal dari berbagai kalangan—seniman, budayawan, mahasiswa, hingga akademisi.
Malam semakin larut, tetapi obrolan tentang sastra dan AI masih menggantung di udara. Madistra kembali membuktikan dirinya sebagai ruang yang tidak hanya mempertemukan gagasan, tetapi juga memantik percakapan yang akan terus hidup di luar batas ruang dan waktu. (*)