samarinda

Dosen UINSI Samarinda di Iran Berhasil Dievakuasi, Terpaksa Tunda Studi

Kamis, 26 Juni 2025 | 11:57 WIB
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) berjalan keluar terminal setibanya dari Iran di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Selasa (24/6). (ANTARA)

 

SAMARINDA — Pemerintah Indonesia berhasil mengevakuasi 11 warga negara Indonesia (WNI) dari Iran. Salah satu dari WNI yang dipulangkan itu adalah Sultan Fathoni, yang merupakan dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda.

Diketahui, Sultan tengah menempuh studi doktoral (S3) di Ferdowsi University, Mashhad, Iran, dengan beasiswa penuh sejak empat tahun lalu. Ia dievakuasi bersama istrinya, Nur Khalida, dan dua anak mereka yang selama ini tinggal bersama di Iran.

“Beliau termasuk dari 11 WNI yang dipulangkan. Sekarang sudah di Indonesia, sedang berada di Nganjuk, kampung halamannya,” kata Wakil Rektor UINSI Samarinda, Profesor Zamroni, pada Rabu (25/6).

Menurut Zamroni, kondisi Sultan dan keluarganya dalam keadaan baik dan tidak mengalami kekurangan selama proses evakuasi. Ia mengapresiasi penanganan pemerintah yang dinilai cepat dan tanggap terhadap situasi darurat. “Alhamdulillah, mereka semua selamat. Bahkan katanya pelayanan selama evakuasi luar biasa, termasuk makanan dan fasilitas kesehatan,” ujarnya.

Sultan seharusnya menyelesaikan masa studinya pada semester ini, Juli 2025. Namun, akibat konflik yang terjadi antara Iran dan Israel, rencana itu tertunda. Ia sudah menjalani proses konsultasi disertasi dan hanya tinggal menyelesaikan dua ujian akhir.

“Sebenarnya tinggal sedikit lagi. Kalau tidak ada perang, mestinya Juli ini lulus,” kata Zamroni. Sebelum dievakuasi, komunikasi antara Sultan dan keluarganya di Indonesia sempat terputus. Selain serangan fisik, Iran juga mengalami gangguan siber yang membuat banyak situs dan jaringan internasional diblokir. “Akses internet dibatasi. Hanya situs nasional yang bisa diakses,” ujarnya.

Zamroni menambahkan, Sultan kemungkinan akan kembali ke Iran sendirian jika situasi kembali kondusif, demi menyelesaikan ujian akhir program doktoralnya. “Sekarang istri dan anak-anaknya sudah aman di sini. Kalau harus kembali, mungkin dia sendirian,” kata Zamroni.

Sultan Fathoni adalah dosen fikih dan hukum Islam di UINSI Samarinda. Ia dikenal sebagai lulusan pesantren dan juga pengasuh pondok pesantren. Sebelum menjadi dosen ASN, ia merupakan dosen tetap non-PNS yang aktif mengembangkan keilmuan hukum Islam di kampus.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri belum merinci identitas seluruh WNI yang dievakuasi dari Iran. Namun, evakuasi ini merupakan bagian dari upaya perlindungan WNI di luar negeri yang berada dalam zona konflik. Sampai saat ini, situasi geopolitik Iran dan Israel masih dinamis dan berpotensi mengancam keselamatan warga sipil di wilayah terdampak. (*)

Terkini